TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA – Masyarakat Suku Dayak mengenali Kalakai, tanaman jenis paku-pakuan, sebagai satu di antara tanaman berkhasiat.
Tanaman ini sangat mudah dijumpai di sebagian besar lahan rawa di Kalimantan Tengah.
Tumbuhan ini memiliki khasiat meredakan diare, menambah darah. Suku Dayak meyakini mengkonsumsi Kalakai bisa menjadikan awet muda.
Olahan Kalakai tak hanya dijadikan masakan, namun juga diolah menjadi camilan khas Dayak berupa keripik Kalakai.
Salah satu pelaku usaha keripik Kalakai Imur milik Sudi, terletak di Jalan Majapahit Nomer 05B Komplek Borobudur, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Sudi mengatakan, dirinya memiliki langganan tetap memperoleh Kalakai ini. sehingga mudah mengolah keripik Kalakai.
"Untuk daun kalakai saya beli dengan langganan saya sendiri, saya olah menggunakan bahan-bahan dan bumbu-bumbu bikinan sendiri," kata Sudi TribunKalteng.com Tribun Network.
Dijelaskan Sudi, bahan membuat keripik Kalakai terdiri dari tepung beras, tepung tapioka, dan telur.
Sedangkan untuk bumbu yakni bawang putih, garam, ketumbar, dan kemiri.
Setiap harinya, Sudi memproduksi keripik Kalakai ini mencapai kurang lebih 500 bungkus per minggu.
Produk camilan itu ia suplai ke berbagai tempat, seperti ritel modern, pusat oleh-oleh Pasar Besar Palangkaraya.
"Daya tahan keripik Kalakai bisa disimpan sampai satu tahun," ucapnya.
Pria berkulit putih ini mengungkapkan, penghasilan bersih per bulan berkisar Rp 2.000.000.
Keripik khas Kalimantan Tengah banyak diminati mahasiswa serta ibu-ibu setelah melahirkan dan menyusui.