TRIBUNNEWS.COM, SOLOK - Masjid Tuo Kayu Jao di Solok, kini sudah berumur lebih dari 500 tahun. Masjid ini jadi satu di antara destinasi wisata reliji di Sumatera Barat.
Masjid Tuo Kayu Jao merupakan masjid tertua di Sumatera Barat, yang berada di Jorong Kayu Jao, Batang Barua, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok.
Menurut Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Masjid Tuo Kayu Jao dibangun pada abad ke-16.
Di plang besi di sekitar masjid ini tertulis "berdiri tahun 1599 M". Namun, tidak ada catatan pasti tentang kapan masjid ini dibangun.
"Sudah lama sekali, beratus-ratus tahun sebelum orang merdeka sudah ada," kata seorang warga, Zurbayeti, yang tinggal tak jauh dari masjid itu.
Penyebutan masjid, kata Zurbayeti, juga baru berlaku beberapa tahun belakang. Kata Zurbayeti, dulu orang Kayu Jao atau Nagari Batang Barus menggunakan sebutan surau untuk rumah ibadah.
Semasa kanak-kanak, Zurbayeti, kini 82 tahun, belajar mengaji di Surau Tuo Kayu Jao. Kini, sejak usianya kian renta, ia sudah jarang pergi ke surau.
"Jalannya mendaki-menurun, kaki tidak kuat," katanya.
Dia lalu mengarahkan untuk bertemu dengan pengurus masjid yang ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2007 ini, yang rumahnya berada di sebelah masjid.
Namun, tak ada seorang pun di rumah itu. Demikian juga dengan masjid, tak ada seorang pun yang terlihat.
Bagian dalam Masjid Tuo Kayu Jao disangga oleh 27 tiang, dengan tinggi masing-masing 15 meter dan ada 13 jendela yang tersebar di sekeliling dinding masjid.
Pintu utama masjid dan jendela dibiarkan terbuka. Suara di belakang masjid, di dekat tempat berwudhu, menambah kesan alami di sekitar masjid.
Masjid Tuo Kayu Jao berada tepat di lembah sempit yang salah satu sisinya dialiri sungai kecil.
Di pekarangan masjid ada kolam ikan dan taman yang dihiasi dengan berbagai jenis bunga. Di depan masjid, ada satu pondok yang terbuat dari bambu.
Sesuai namanya, Masjid Tuo Kayu Jao berbahan dasar kayu.
Menurut catatan di laman Kemendikbud.go.id, bahan dasar masjid ini adalah kayu jao, yang teruji ketahanannya.
Dalam catatan itu juga dituliskan, Masjid Tuo Kayu Jao dibangun oleh Angku Masaur (Angku Masyhur) dan Angku Labai.
Angku Mahsyur dikenal sebagai imam yang memiliki suara merdu dalam bacaan salatnya sehingga banyak dikagumi orang.
Sedangkan Angku Labai dikenal sebagai bilal atau muadzin di Masjid Kayu Jao. Ia juga disebut bersuara merdu.
Kecuali tangga dan tiang utama, seluruh bangunan masjid terbuat dari kayu.
Adapun tiang utama telah diganti dengan beton karena kondisi kayunya yang sudah lapuk.
Masjid Tuo Kayu Jao disangga oleh 27 tiang, dengan tinggi masing-masing 15 meter.
Ada 13 jendela yang tersebar di sekeliling dinding masjid.
Hal yang menjadikan Masjid Tuo Kayu Jao unik adalah kontruksi bangunannya yang memadukan budaya Minangkabau, Hindu dan Islam.
Unsur undak-undakan atau atap bertingkat tiga misalnya, adalah ciri khas bangunan candi-candi bercorak Hindu.
Pada Masjid Tuo Kayu Jao, ada atap dengan tiga tingkatan yang berbahan dasar ijuk, di mana pada tingkatan pertama yang lebar dan terus mengecil pada tingkatan terakhir.
Adapun bagian mihrab yang menjorok ke luar dari bangunan utama memiliki atap gonjong khas Minangkabau.
Potret Masjid Tuo Kayu Jao di ketinggian. Lokasi masjid tua ini berada tepat di lembah sempit yang salah satu sisinya dialiri sungai kecil.
Walaupun usianya diperkirakan sudah 400 tahun, masjid ini masih terlihat kokoh.
Sejumlah papan yang lapuk terus diperbarui, kecuali tiang-tiang penyangga masjid.
Di bagian belakang juga terdapat tabuah atau beduk sepanjang tiga meter.
Sebelum pengeras suara dipakai, alat ini digunakan untuk mengingatkan jadwal salat.
Akses menuju masjid ini cukup mudah. Dari pinggir jalan Padang-Alahan Panjang kilometer 6, terdapat gapura bertuliskan 'Selamat datang di Masjid Tuo Kayu Jao'.
Dari gapura menuju masjid, jaraknya lebih kurang satu kilometer.
Pengunjung tinggal mengikuti jalan tersebut hingga menemui turunan tajam di sebelah kanan.
Bangunan bersejarah ini berada 40 km dari Kota Padang dan 43 km dari Kota Solok.
Menggunakan sepeda motor, memakan waktu tempuh lebih kurang 1 jam 15 menit. (Tribunnews.com/TribunPadang.com/Nandito Putra)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Wisata sumatera barat melihat masjid tuo kayu jao di solok berusia lebih tahun