Atas dasar ini, Dyah Bunga tentulah seorang bangsawan level tinggi. Satu lagi sebuah mangkuk emas bertulis kata pendek "Cri Spi" atau "Sri Spi".
Ini sebuah kata yang umumnya dipakai sebagai artikel penyebutan maharaja, menjadi "sri maharaja". "Sri" juga dipakai sebagai garbhanama seorang bangsawan. Apakah Dyah Bunga dan Sri Spi berhubungan?
Riboet menduga keduanya memang terkait. Indikasinya, benda-benda itu terkonsentrasi di satu lokasi yang sama.
Apakah kedua sosok ini pemilik harta karun Wonoboyo, atau sekedar dipahat oleh pembuat benda-benda eksotik itu?
Pertanyaan ini muncul karena pembuat dan penulis prasasti biasanya dicantumkan identitasnya.
Namun dengan mudah pertanyaan itu dijawab Riboet, pande emas yang masuk golongan candala, tak mungkin mencantumkan inisialnya di karya yang dibuatnya.
Apalagi menggunakan artikel untuk bangsawan, bahkan maharaja. Bangsawan, bahkan raja merujuk informasi di prasasti lain, menurut Riboet, tidak mungkin datang ke pande emas, karena takut ketularan candala.
Karena itu dugaan dua nama itu inisial si pande emas, bisa disisihkan. Akan lebih masuk akal jika dua nama itu dipahat oleh pemesannya, untuk nantinya akan diserahkan ke maharaja, atau penguasa tertinggi waktu itu.
Akhirnya Riboet sampai pada kesimpulan yang sama dengan Prof Timbul Haryono.
Benda-benda emas luar biasa indah itu merupakan kelengkapan pemujaan atau upacara tokoh elite berlatar keagamaan Siwais.
Ukiran hebat di dinding mangkuk emas menggambarkan cerita Ramayana, mirip dengan relief di Candi Siwa (Prambanan).
Prasasti Wukajana yang dikeluarkan Raja Balitung (905 M), menyebut cerita Ramayana ini.
"Artinya, cerita ini populer pada masa Balitung, dan dimungkinkan harta karun ini berasal dari masa yang sama. Secara paleografi, aksara yang digunakan populer dipakai masa Rakai Pikatan hingga Balitung," tulis Riboet dalam laporan kajian inskripsi emas Wonoboyo.
Di sisi lain, Riboet menawarkan pemikiran lain, yang menduga harta karun itu sudah mengalami transportasi akibat aliran lahar dari sebelah utara lokasi temuan yang berada di pinggiran sungai kecil.