TRIBUNNEWS.COM, MANOKWARI – Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua Barat memiliki begitu banyak spot petualangan alam.
Satu di antaranya pulau-pulau di gugusan Kepulauan Auri, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Tempat ini bak "surga kecil" bagi para penyelam.
Terumbu karang di bawah laut Kepulauan Auri masih terjaga dan menjadi satu di antara spot diving terbaik dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC).
Selain itu, gugus Kepulauan Auri sebagian besar merupakan zona inti, zona pemanfaatan dan zona rehabilitasi kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
“Tridacna Atol merupakan zona inti TNTC yang perlu dijaga untuk mempertahankan habitat tempat ikan bereproduksi," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih (BBTNTC), Supartono, kepada TribunPapuaBarat.com Tribun Network.
Wisatawan yang ingin menyelam di perairan Kepulauan Auri, BBTNTC menyarankan agar penyelaman dilakukan di koordinat 134.977421 dan -2.482812. Sebab, di koordinat itu terdapat kima.
Kima adalah biota moluska bertubuh lunak dan bercangkang yang masuk dalam kelas bivalvia. Umumnya disebut kelompok kerang-kerangan.
Kerang ini umumnya hidup di habitat terumbu karang dan berukuran besar serta berumur panjang.
Tak hanya kima, penyelam juga dapat menemukan hiu, penyu, dan scooling trevally.
Di Pulau Rouw yang merupakan bagian dari gugusan Kepulauan Auri, ada dua bangkai pesawat tempur peninggalan Perang Dunia (PD) II di kedalaman 2-5 meter pada koordinat 134.75188 dan -2.151872.
Lalu di Barat Pulau Matas, penyelam dapat menjumpai scooling trevally, kakap merah (lutjanus gibbus), hiu, dan penyu.
Selain itu, di Kepulauan Auri, terdapat beberapa pulau yang dapat dilakukan aktivitas wisata seperti abaruki.
Di sana pengunjung dapat melakukan kegiatan antara lain berenang, menyelam, memancing, pengamatan lumba-lumba, burung, flora fauna daratan pulau dan menikmati matahari tenggelam (sunset).
Teluk Cenderawasih berada di tiga kabupaten yakni, Manokwari Selatan, Teluk Wondama, dan Nabire.
Meski potensinya besar, jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Teluk Cenderawasih masih minim.
Kepala Balai Besar TNTC Supartono, mengatakan komposisi jumlah kunjungan wisata di Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) selama ini didominasi wisatawan mancanegara.
Hal ini diduga karena sensitivitas wisatawan domestik soal akomodasi dan harga tiket untuk mengunjungi wilayah Papua dan Papua Barat serta minimnya event di sekitar kawasan.
"Mungkin ya karena biaya akomodasi dan tiket yang cukup tinggi sehingga wisatawan domestik masih minim berkunjung ke TNTC," katanya.
Selain itu, pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia sejak pertengahan 2020 mengakibatkan terhentinya aktivitas wisata di Indonesia.
Bahkan, aktivitas wisata di seluruh taman nasional di Indonesia sempat ditutup.
"Artinya pada 2020-2021, aktivitas wisata hampir sepenuhnya berhenti total," ujarnya.
Seiring mulai menurunkan pandemi Covid-19 di Tanah Air dan adanya reaktifasi kunjungan wisata di seluruh taman nasional diharapkan mampu mendongkrak kembali kunjungan wisata di kawasan TNTC.
"Kita saat ini sedang bangkit pascapandemi Covid-19 yang cukup lama. Kami berharap tahun ini dan mendatang jumlah wisatawan ke TNTC semakin bertambah, baik wisatawan mancanegara maupun domestik," katanya.
Menurutnya, di kawasan TNTC, terdapat 14 objek wisata yang tidak kalah indahnya dengan Raja Ampat.
Belasan objek wisata tersebut adalah Pulau Nusrowi, Pulau Rumberpon, Pulau Purup, Pulau Roswar, Pulau Yop, Aisandami, Selat Numamuram, dan Yende.
Ada juga Tanjung Ayami, Kepulauan Auri, Kwatisore, Tanjung Napan Yaur, Pulau Pepaya Nutabari dan Nuburi, serta Tanjung Mangguar.(Tribunnews.com/TribunPapuaBarat/Libertus Manik Allo)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Gugusan kepulauan auri surga kecil bagi penyelam dapat temukan pesawat tempur hiu hingga penyu