Motivasi Mbah Citro melakukan berbagai perjalanan dan bertapa di berbagai gunung yakni karena semangat meraih petunjuk kedamaian.
Akhirnya langkah kaki Mbah Citro mengarahkannya menemukan Gunung Lemongan dan kemudian mendirikan sebuah padepokan di Gunung Fuji.
Ini sebuah dataran tinggi yang timbul akibat letusan Gunung Lemongan pada masa lalu.
"Tempat ini di Gunung Fuji, Mbah Citro mendirikan sanggar pamujan tempat untuk berdoa. Mbah Citro memegang teguh semangat perdamaian dan kesejahteraan bagi rakyat," ungkapnya.
Setelah lama menetap di lereng Gunung Lemongan, Mbah Citro dikaruniai dua orang anak.
Hingga akhirnya wafat dan dikebumikan di lereng Gunung Lemongan. Makam Mbah Citro bersebelahan dengan makam istrinya.
“Mbah Citro wafat pada tahun 2016. Beliau ini asalnya dari Magetan Jawa Timur," terang Jaka.
Jaka yang pernah berbincang dengan Mbah Citro selama hidupnya, menyatakan warga di sekitar Gunung Lemongan percaya Gunung Lemongan masih didiami sosok ghaib yang disebut Macan Danu.
Sosok yang menyerupai hewan harimau tersebut disebut bisa menjelma sebagai manusia.
"Terkadang terlihat sebagai sosok pria yang tampan dan wanita yang sangat cantik," papar Jaka.
Sehingga, kata Jaka, terdapat beberapa pantangan yang harus dipatuhi ketika mendaki Gunung Lemongan.
Salah satunya tidak bersikap remeh dan jumawa saat mendaki gunung setinggi 1.651 meter di atas permukaan laut itu.
"Meski gunungnya hanya 1.600-an meter, pantangan utama tidak boleh meremehkan. Banyak hal buruk yang menanti ketika sudah meremehkan seperti tersesat dan bahkan hilang," jelasnya.
"Mendaki dilarang pikiran kosong, dalam kecapekan, pemikiran kosong itulah dipindahkan sama makhluk lain," pesannya.(Tribunnews/TribunMataraman/Eben Haezer)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Riwayat dan mitos gunung lemongan di lumajang pendaki dilarang jumawa dan melamun