News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribun Jakarta Digital Newspaper

Sutiyoso Berniat Robohkan Villa di Puncak

Penulis: Ferdinand Waskita
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sutiyoso mantan gubernur DKI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir dan macet bakal menjadi dua masalah pekerjaan rumah setiap calon pemimpin ibukota RI. Soal banjir, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan permasalahan tersebut disebabkan adanya 13 sungai yang mengalir ke Jakarta.

Pada jaman pemerintahan kolonial Belanda, masih terdapat daerah resapan air di kawasan Cianjur dan Puncak, Jawa Barat. Sutiyoso mengatakan, dahulu di kawasan Jawa Barat itu banyak terdapat hutan jati, pinus dan kebun teh sehingga air yang tercurah di daerah dataran tinggi bisa terserap dengan baik ke dalam tanah.

"Sekarang hutan beton, ekosistem tidak berjalan, resapan tidak berfungsi," kata Bang Yos di Kampus UI, Depok.

Menurut Sutiyoso, cara paling cepat yang dapat dilakukan untuk memulihkan kawasan hulu sungai yang mengalir ke Jakarta adalah dengan merobohkan semua villa yang berdiri di kawasan Puncak, Jawa Barat.

Ia menegaskan, pada masa pemerintahannya usulan menggusur villa-villa yang mengurangi daerah resapan air di Puncak sudah pernah dikoordinasikan dengan Bupati Bogor.
"Tapi tidak ada satupun vila yang dirobohkan," ujar Sutiyoso sambil tersenyum.

Apabila merobohkan villa bisa menuai kontroversi dan dampak hukum, Bang Yos menyebut ada cara realistis lainnya yakni melakukan pemutihan terhadap bangunan-banguna tersebut dan dikenakan pungutan resmi yang tinggi. Dengan demikian orang tak sembarangan mendirikan villa di daerah Puncak.

"Harus bayar mahal ke pemerintah Bogor," kata Bang Yos.

Selain penataan pendirian bangunan di wilayah hulu sungai, pemerintah juga mesti melakukan upaya-upaya mengendalikan air dari sungai-sungai di luar wilayah Jakarta. Caranya, dengan membangun situ-situ (danau) yang bisa menampung luapan air dari sungai tersebut.

Dengan adanya danau buatan itu maka aliran dari beberapa sungai yang masuk ke Jakarta bisa diatur dengan pintu air sehingga tidak akan terjadi banjir lagi. Air dari berbagai situ lalu dialirkan melewati banjir kanal barat dan timur sebelum dibuang ke laut.

Selain mengendalikan banjir, situ-situ ini juga memiliki fungsi ganda sebagai sebagai kantong air di musim hujan. Pada saat musim kemarau, situ menjadi tabungan air bersih yang bisa dipergunakan oleh warga.

Solusi berikutnya adalah membangun sumur-sumur resapan sedalam tiga meter di setiap lahan warga agar air dapat terserap. Sumur resapan ini akan mendukung situ air bekerja secara maksimal.

"Itu cara paling realistis. Sekali lagi ada ketergantungan di daerah lain. Tapi kapan mau membuat situ-situ, Bupati Bogor tidak mau, karena banjir (di Bogor) juga enggak," tutur Sutiyoso. (FERDINAND WASKITA)

*Silakan baca edisi selengkapnya dengan mengklik Tribun Jakarta Digital Newspaper

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini