TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla turut prihatin dengan tingginya jumlah korban meninggal yang mencapai 908 jiwa selama dua minggu dalam pelaksanaan mudik Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
"Ini merupakan bencana mudik terbesar di dunia," ujar JK kepada wartawan di Markas Pusat PMI Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, (28/08/2012).
Di belahan dunia mana pun menurut JK, ritual mudik biasa dilakukan, Ia mencontohkan, di Amerika dan Eropa warganya juga melaksanakan mudik saat natal, di Jepang, juga China saat Imlek. Untuk mudik Lebaran di Indonesia kali ini dapat dikatakan yang terbesar di dunia.
"Puluhan juta orang bergerak bersamaan, memang pasti terjadi hal yang luar biasa, tapi apabila sudah menewaskan 908 jiwa, ini namanya bencana," jelas Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini lagi.
JK menuturkan, sepeda motor masih menjadi 'pembunuh nomer satu' pemudik di jalanan.
"70 persen kecelakaan dialami oleh sepeda motor. Orang berjam-jam mengendarai motor pasti akan mengalami kelelahan fisik,"imbuhnya.
Lebih lanjut, JK menjelaskan, sepeda motor masih menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk mudik karena harga premium yang murah.
"Sekarang banyak bus yang nongkrong, orang lebih pilih naik motor meski resikonya tinggi,"ujarnya.
Menurutnya, perlu ada evaluasi lebih lanjut mengenai kebijakan penggunaan sepeda motor untuk mudik ini. JK menyebutkan pemerintah tidak mampu membangun infrastruktur yang memadai karena anggaran yang terserap untuk subsidi BBM.
"Ada dua kelemahan dari subsidi BBM yang dilakukan pemerintah, pertama, 300 triliun anggaran dibakar di jalanan untuk subsidi BBM mengakibatkan pemerintah tidak mampu membangun infrastuktur jalan yang memadai,"terangnya.
Kedua, lanjut JK, akibat subsidi BBM, harga premium yang murah berdampak pada, masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau sepeda motor yang memiliki resiko kecelakaan tinggi.
"Apabila subsidi dicabut pemerintah baru bisa membangun infrastruktur yang memadai seperti kereta api dan jalan yang lebar, namun untuk jangka pendek para pengguna sepeda motor sebaiknya dibatasi jarak tempuhnya, misalnya sepeda motor hanya boleh mengendarai dengan jarak tertentu," Jusuf Kalla menegaskan.