Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan yang didukung PKS pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) akhirnya kalah. Namun, PKS mengaku tidak menyesal akan keputusanya tersebut.
"Tidak, PKS tidak pernah menyesali pilihannya, meskipun pilihan itu ternyata bukan menjadi pilihan menjadi warga Jakarta," kata Mantan Presiden PKS Hidayat Nurwahid di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (21/9/2012).
Hidayat mengatakan partainya menyakini Foke-Nara dapat memenangi Pilkada DKI. Namun, katanya, PKS melihat adanya dinamika yang belum selesai seperti potensi golput sebesar 36 persen dan pendukung Foke yang signifikan.
"Kami juga pernah buka peluang untuk Pak Jokowi, yang memang pernah datang dan akhirnya tidak datang lagi," kata Mantan Calon Gubernur DKI Jakarta itu.
Hidayat mengatakan PKS memilih Foke karena memberi keyakinan akan menjabat hingga selesai masa periode jabatan dan berkomitmen mengakomodasi program yang diperjuangkan di putaran pertama. "Jadi wajar PKS dukung Foke," katanya.
Diketahui, penghitungan cepat sementara menempatkan pasangan Jokowi-Ahok di peringkat pertama mengalahkan Foke-Nara. Perhitungan cepat (Quick Count) Lembaga Survei Indonesia (LSI)pada putaran kedua, pemilihan Gubernur DKI Jakarta, meyatakan pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menang dari pasangan Fauzi Bowo (Foke) dan Nachrowi Ramli (Nara).
Hal itu, berdasarkan penghitungan 100 persen suara yang masuk dari total 400 sampel Tempat Pemungutan Suara.
Dari hasil hitungan cepat LSI, terungkap bahwa Jokowi-Ahok mendapatkan suara 53,81 persen dari 5 kotamadya Jakarta ditambah 1 kepulauan Seribu. Sementara pasangan Foke-Nara mendapatkan 46,19 persen.