TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Kerabat, guru, teman-teman, serta tetangga Alawyy (15) terus berdatangan ke rumah duka. Isak tangis teman-teman yang tidak menyangka nasib nahas menimpa siswa kelas 10 SMAN 6 Jakarta terdengar setiap sudut rumah duka terutama bagi yang telah melihat kondisi jenazah yang terbujur kaku.
"Sudah-sudah jangan nangis, kasihan orang tuanya," ujar Suwarto ketua RW 03 tempat dimana keluarga Alawyy tinggal.
Alawyy Yustianto Putra (15) pelajar SMAN 6 Jakarta yang tewas akibat luka tusukan celurit, ketika terjadi tawuran dekat sekolahnya di Jl Bulungan, Jakarta Selatan, Senin (24 /9/2012) siang.
Menurut Suwarto, sebagaimana keluarga ketika kehilangan buah hatinya jelas terlihat sangat terpukul.
"Alawyy ini anak bungsu dari dua bersaudara, kakaknya yang pertama perempuan kuliah di UI," tutur dia.
Ia menambahkan banyaknya teman-teman Alm Alawyy yang menangis bisa membuat orangtuanya semakin bersedih.
"Bagi orang Jawa kan anak laki-laki terutama laki-laki satu-satunya merupakan harta yang paling berharga bagi keluarga, jelas keluarga sangat terpukul dan jangan sampai pelayat membuat keluarga semakin bersedih," tandasnya.
Klik: