TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Berdasarkan temuan barang bukti dan saksi di lokasi, polisi menduga penembakan Franciskus Tito Refra Kei (46) alias Tito Kei, telah direncanakan.
"Dugaan itu bisa-bisa saja terjadi, tapi lagi-lagi itu masih dugaan, perlu penyelidikan," ujar Kapolres Bekasi Kota Komisaris Besar Priyo Widianto di lokasi kejadian, Kompleks Perumahan Titian Indah RT 03/11 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Bekasi Kota, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2013).
Menurutnya, Tito tewas ditembak orang tidak dikenal di warung di perumahan tersebut pada Jumat (31/5/2013) sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu, Tito Kei tengah bermain kartu gaple (domino) bersama rekannya, Gerry, Han, dan Petrus.
Selain Tito Kei, seorang pemilik warung, Ratim (70) juga tewas akibat peluru yang dilepaskan pelaku. Dugaan aksi penembakan Tito sudah direncanakan, dikarenakan adanya keterangan saksi, bahwa seorang pelaku yang datang berjalan kaki menggunakan jaket dan helm tertutup dari arah belakang warung.
"Di warung itu ada lima orang. Empat orang lagi main kartu, pemilik warung melihat saja berdiri di samping meja. Pelaku datang langsung menembak ke korban atas nama Tito dan selanjutnya ke pria pemilik warung bernama Ratim," jelas Priyo.
Tanpa komunikasi, pelaku langsung menembak Tito dari jarak sekitar tiga meter, dan mengenai bawah mata kanan hingga tembus ke bagian telinga. Selanjutnya, pelaku melepaskan timah panas yang mengenai dada Ratim.
Setelah melepaskan dua tembakan, pelaku berjalan ke arah saat ia datang, ke belakang warung menuju ke Perumahan Harapan Jaya.
Menurut Priyo, pihaknya tidak menemukan saksi yang bisa menjelaskan bahwa pelaku berjumlah lebih dari satu orang, kendati ada kemungkinan rekan pelaku telah menunggu di belakang warung dengan sepeda motor.
"Kami juga langsung menyisir ke arah kaburnya pelaku. Tapi, kami belum dapat apa-apa. Kondisinya sudah sepi," tuturnya.
Menurut pengakuan saksi, Tito kerap nongkrong bersama rekan-rekannya di warung tersebut.
"Jam-jam 8, jam 9, jam 10 malam. Teman-teman biasa yang main gaplek. Mungkin (situasi/lokasi) sudah 'digambar' lah," ucap Priyo.
Polisi masih memeriksa tiga rekan Tito dan anak Ratim bernama Popon, yang berada di lokasi saat kejadian.
Dari lokasi, kepolisian mengamankan barang bukti berupa sebuah proyektil peluru dan sebuah selongsong. (*)