TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban penembak misterius Rastim pernah diingatkan anak-anaknya supaya tidak kembali lagi ke Bekasi untuk berjualan kopi dan rokok. Tetapi ayah lima anak tersebut tetap kukuh berangkat ke tempat dirinya meraup rezeki selama kurun waktu 20 tahun lebih.
Pria tua berusia 71 tahun tersebut mengadu nasib ke Bekasi sekitar tahun 1989. Sejak dari awal Rastim sudah membuka warung menjajakan kopi, rokok, dan makanan ringan.
"Dia sudah lama di sana, sehingga tetangga dan warga sekitar kenal dirinya. Bapak kan emang orangnya enak, sehingga tidak pernah ada masalah selama ini dengan orang-orang di sana," kata anak ke empat Rastim, Adi (30) saat berbincang dengan tribunnews.com di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.
Rastim dalam usia rentanya tidak pernah mengeluh. Ia tetap mencari rezeki dengan menggunakan sisa-sisa tenaganya. Warung lokasi kejadian ditembaknya Franciskus Refra alias Tito Refra Kei (41) memang milik Rastim dan sekaligus tempat Rastim tidur.
Adi pun menceritakan bahwa ayahnya meskipun sudah berumur tetapi tetap segar. Ia tidak pernah mau bisa diam, selalu harus ada yang dikerjakan dalam setiap waktunya. "Meskipun sudah tua, dia tetap segar. Bahkan ia pun masih kuat. Sebelumnya masih membantu kakak saya membuat plafon rumah," ceritanya.
Pada saat kejadian Adi tidak melihatnya langsung, tetapi ia bercerita bahwa dirinya sempat menahan ayahnya ketika berada di kampung halaman di Kuningan, Jawa Barat supaya tidak kembali lagi berdagang di Bekasi. Kejadian tersebut terjadi sekitar satu bulan yang lalu.
"Sudah lah Pak, sudah tua tidak perlu pergi lagi ke sana (Bekasi)," kata Adi menuturkan kaya-katanya saat itu kepada Ratim.
Tetapi hal tersebut tidak dituruti Rastim. Saat itu almarhum mengungkapkan bahwa kepergiannya ke Bekasi merupakan yang terakhir. Setelah itu tidak akan ke Bekasi lagi dan akan tinggal di Kuningan.
"Sekali lagi berangkatnya, setelah ini saya tidak akan berangkat-berangkat lagi ke sana (Bekasi)," ucap Adi menirukan kata-kata Rastim saat itu.
Adi yang bekerja di sebuah perusahaan di Bekasi mengaku terakhir bertemu sang ayah sekitar satu bulan lalu. Ia berencana bertemu ayahnya akhir pekan lalu, tapi sayangnya hal tersebut harus dibatalkan karena ada kegiatan kerja bakti di lingkungannya.
"Saya minggu lalu sempat mau menemuinya, tetapi ada kerja bakti, jadi terpaksa dibatalkan. Tahu-tahu sekarang seperti ini," ucapnya.
Ratim meninggal di lokasi kejadian di Jalan Utama Titian Indah RT 03/011 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat Jumat (31/5/2013) bersama adik kandung John Kei, Tito Refra Kei setelah diterjang peluru penembak misterius sekitar pukul 20.00 WIB.
Rastim ditembak dari punggung tembus bagian dada sebelah kiri, setelah ia menoleh ke pelaku penembakan sesaat setelah Tito Kei tersungkur karena ditembak kepalanya.
Rastim Sudah Janji ke Bekasi untuk Terakhir Kali
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
AA
Text Sizes
Medium
Large
Larger