Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak hanya fokus pada mengungkap kasus penembak misterius terhadap Tito Kei danĀ pemilik warung rokok. 50 penyidik gabungan Polresta Bekasi Kota dan Polda Metro Jaya juga fokus terhadap upaya balas dendam terkait tewasnya Franciskus Refra alias Tito Kei (41), pekan lalu.
"Kami telah melakukan pendekatan pada kelompok-kelompok tertentu untuk tidak terpancing dengan peristiwa ini. Termasuk ke John Kei yang ada di rutan Salemba, Jakarta Pusat," ujar kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya, AKBP Helmi Santika, Selasa (4/6/2013).
Helmi mengatakan anggotanya berupaya untuk meredam aksi balas dendam terkait penembakan itu, dan hal itu pulalah yang menjadi kewaspadaan kepolisian saat ini.
Lalu saat ditanya mengenai sampai di mana proses penyelidikan aksi koboin tersebut, Helmi mengatakan saat ini prosesnya masih berkutat pada pemeriksaan beberapa saksi mata yang mengetahui peristiwa itu. Dan para saksi ini belum bisa menyebutkan secara jelas bagaimana sosok pelaku.
"Saksi melihatnya samar-samar, ada satu saksi yang berada di lokasi yang kami duga melihat jelas pelaku dan itu yang sedang kami dalami," tegas Helmi
Franciskus Refra alias Tito Kei (41) tewas saat bermain kartu gaple di depan waring kopi milik Rasti (71) di Kompleks Perumahan Titian Indah, Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jumat (31/5/2013) sektiar pukul 20.45 WIB. Tito dan Rastim tewas.
Tito meninggalkan seorang istri, Merlin dan empat anak; Erlan Daniel Refra (11 tahun, kelas 5 SD), Frank Refra, Alexandra Refra, dan Frans Cheska Refra. Tito Kei kelahiran Desa Tutren, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, 2 April 1971. Dia dimakamkan di kampung kelahirannya.