TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Polisi Benny Mamoto menuturkan, pola perekrutan yang dilakukan 'ratu'' sindikat narkoba internasional berinisial V, seperti pola perekrutan calon tenaga kerja wanita ke luar negeri.
Benny menduga, V sudah menjadi perekrut kurir sejak 2009, setelah mengenal sang suami yang merupakan bagian dari jaringan narkoba internasional. Sebagai mantan TKW, pola perekrutan kurir narkoba yang dilakukan V tidak jauh berbeda dengan perekrutan TKW.
Berdasarkan pengakuan V, mulanya ia mengaku membutuhkan orang untuk membawa masuk bubuk emas dari luar negeri yang jika dilakukan secara legal dan sesuai prosedur membutuhkan dana besar untuk membayar pajak. Dengan iming-iming uang yang melimpah, setelah beberapa kali kurir tersebut bekerja padanya, V baru mengungkapkan usaha sebenarnya.
Benny mengatakan, V pernah jadi TKW, jadi paham jejaring perekrutan TKW. Modusnya, dia tidak akan terang-terangan rekrut kurir. Setelah para kurir ini keenakan dengan upah yang mereka terima, baru ketahuan kalau mereka ternyata bertugas sebagai kurir narkoba. Dan sistemnya seperti sebuah usaha multi-level marketing (MLM).
"Para kurir ini mengajak juga teman-temannya yang lain untuk bekerja seperti mereka," kata Benny Mamoto dalam konferensi pers di Lapangan Parkir BNN, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Senin (1/7/2013) kemarin.
Untuk itu, Benny berpesan agar masyarakat terutama kaum perempuan jangan terperdaya dan tergiur uang atau upah lainnya oleh seseorang untuk bekerja di luar negeri kalau tidak jelas.
V ditangkap pada Kamis (27/6) lalu di rumahnya yang berada di Perumahan Griya Nusantara Cibubur City Blok C nomor 11, Jakarta Timur. Dikatakan Benny, pihaknya membutuhkan waktu satu tahun untuk mengungkap dan menangkap V.
"V memang sudah lama kami incar karena perannya sebagai perekrut kurir yang melibatkan jaringan internasional. Kami membutuhkan waktu satu tahun untuk menangkap V, karena dia sangat cerdas dalam menutupi aksinya. Bahkan, di rumahnya yang baru dihuni tiga bulan dia membuka usaha konveksi," katanya.
Kasus ini berhasil terungkap setelah polisi menangkap sejumlah kurir yang direkrut V sejak 2011 hingga 2013. Setidaknya terdapat enam kurir yang direkrut V yang ditangkap pihaknya, yakni FW dan RA yang ditangkap di Filipina, TA di Surabaya, RW di Bandung, HE di Malaysia, dan CH di Singapura.