Tribunnews.com, Jakarta - Pihak Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel Ministries (GBI REM), mengakui, bahwa bus maut yang kecelakaan di Cisarua, Bogor, usai menghadiri acara yang diselenggarakannya.
Gereja yang terletak di Jalan Pelepah Kuning III Blok WE 2/4 G-K Kelapgading Barat, Kecamatan Kelapagading, Jakarta Utara, itu, menggelar acara Doa & Puasa Ester GBI REM Kelapa Gading.
Acara tersebut diselenggarakan, di Pondok Kepenray Kota Bunga, Cipanas, Bogor, pada 18 hingga 21 Agustus.
"Kami selenggarakan tiap bulan, di minggu ketiga. Kemarin hari Minggu 18 Agustus, berangkat dari gereja ini sebanyak 60 jemaat berangkat dari sini menggunakan satu bus," kata Adi Putra, Sekretariat GBI REM ditemui di gereja tersebut, Rabu (21/8) siang.
Ia dikabarkan, mengenai musibah tersebut oleh salah satu pengurus yang sudah pulang terlebih dahulu.
Saat itu, ia pun berusaha menghubungi para korban dan keluarga. Sedangkan pengurus gereja lainnya, langsung menuju ke tempat kejadian.
Sementara itu, pendeta sekaligus pengurus gereja tersebut, Berti Momor, acara tersebut diadakan sejak gereja tersebut berdiri yaitu pada tahun 2000.
Gratis
Acara diadakan setiap bulan, dan gratis. Pihak gereja sebagai penyelenggara. Jemaatnya sendiri, terdiri dari jemaat berbagai daerah.
"Tapi memang baru kali ini musibah menimpa jemaat kami, untuk memakai bus Giri Indah, baru 8 tahun lalu, dan sebenarnya tidak ada masalah," katanya.
Bus Giri Indah itu sendiri, menurut Berti diberikan secara gratis pakai, oleh pemiliknya, yaitu David, yang juga jemaat gereja tersebut. Setiap kali acara itu, biasanya, David memberikan satu atau dua bus.
"Pak David pemilik Bus Giri Indah, dia selalu memberikan pinjaman gratis bus-busnya untuk acara Doa dan Puasa Ester di gereja kami," katanya.
Acaranya sendiri, sejak dahulu diadakan di Pondok Kepenray, Kota Bunga, Cipanas yang merupakan miik gereja.
"Acaranya tiga hari. Pada hari pertama, berangkat pada malam hari dari gereja di sini. Saat di gereja ini adalah makan yang terakhir, karena selama acara mereka berpuasa," katanya.
Di hari kedua, diisi dengan doa dan kegiatan ibadah lainnya. Saat itu mereka berpuasa, tidak makan dan minun. Sedangkan di hari ketiga, pada pagi hari mereka makan bersama, dan melanjutkan perjalanan pulang.
Gereja itu sendiri berdiri di antara ruko-ruko. Selain gereja, di tempat tersebut juga terdapat Sekolah Tinggi Rahmat EImmanuel dan Radio REM 107,9 FM.