Kedua pelaku adalah Nurul Haq (27) alias Jeck, pria, kelahiran Jakarta, 16 September 1985, menikah dan memiliki satu anak, dengan pendidikan terakhir adalah akademi keterampilan.
Pelaku kedua adalah Hendi Albar (30), pria kelahiran Kendal 7 Juli 1983, menikah dan memiliki tiga anak dengan pendidikan terakhir SLTA sederajat.
Keduanya dipastikan bagian kelompok tertentu dari jaringan terorisme di Indonesia. Keduanya pernah mendapat latihan di Gunung Syawal, Ciamis, serta ahli merakit bom pipa dan senjata api.
Dalam tiga kali aksinya, Nurul berperan sebagai pengemudi sepeda motor, dan Hendi berperan sebagai eksekutor.
Kedua pelaku juga terlibat sejumlah perampokan untuk pendanaan aksi terorisme, di antaranya perampokan di Bank Perkreditan Rakyat di Cililin Bandung, Kantor Pos Cibaduyut, dan perampokan toko emas Tambora Jakarta Barat.
Keduanya merupakan penyuplai lima senjata api dalam aksi perampokan di Tambora.
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto mengungkapkan, pihaknya akan menjelaskan bagaimana segala penemuan senjata api di berbagai lokasi belakangan ini, ternyata saling berkaitan.
Kaitan ini juga akhirnya berujung pada diketahuinya senjata api yang digunakan penembak polisi.
"Kami akan ekspose dan jelaskan semuanya dalam pekan ini," cetus Rikwanto.
Sejumlah temuan senjata api dan amunisi, belakangan terjadi di wikayah Polda Metro Jaya. Mulai dari temuan ratusan peluru dan senjata api di TMII, yang berujung penangkapan lima perajin senjata api rakitan di Cipacing.
Diduga, dari para perajin inilah dua penembak polisi mendapatkan senjata api rakitan untuk melakukan aksinya. (*)