Tribunnews.com, Jakarta -- Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) tahap kedua dinilai masih belum tepat sasaran. Buktinya, di kawasan warga RT 02 RW 01, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak,Jakarta Selatan, salah satu penerima BLSM adalah warga yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sementara, warga berstatus janda dan berprofesi sebagaiĀ pembantu rumah tangga justru tidak mendapat jatah BLSM.
"Yang punya motor dapet, malah PNS dapet, tapi pembantu rumah tangga, janda, enggak dapet. Saya juga bingung mau lapor ke siapa, kata orang kelurahan 'nama-namanya sudah ada dari pusat'," ujar Munirih, Ketua RT 02 RW 01, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2013).
Berdasarkan data yang dimilikinya, banyak warga yang justru seharusnya layak mendapatkan BLSM. Mereka di antaranya, Maskana (54), janda yang kini tinggal bersama anak bungsunya yang berusia 28 tahun namun baru saja lima bulan lalu berhenti kerja di sebuah mini market.
Maskana atau yang sering disebut Mpok Kana, sehari-hari membantu cuci piring warga yang membutuhkan tenaganya. Ia juga biasa menjual buah jambu dari pohon miliknya ketika musim panen tiba. " biasanya sih bantu cuci, kalau lagi ada jambu dijual Rp 3000 per kantong, saya bawa 15 kantong di kelilingin ke tetangga. Yah, kalau buat sehari-hari mah dari mana aja, dari anak kalau lagi ada rezeki, dari tetangga, yah dari mana aja," ujar Mpok Kana ketika ditemuiĀ Kompas.com.
Tak cuma Mpok Kana yang dianggap perlu mendapatkan BLSM. Ada juga Ny Lim (53), pembantu rumah tangga di Perumahan Bona Indah, yang suaminya tidak bisa bekerja lagi sebagai supir karena faktor usia yang mulai lanjut. Kemudian, ada keluarga Namun (66). Dia dan istrinya berdagang gorengan dan kopi di dekat rumahnya. Ironisnya Namun dan istrinya, Mariah, adalah seorang buta huruf. Tanda tangan mereka di KTP saja hanya sebuah garis panjang yang tidak beraturan.
Dibeberkan Munirih, hanya ada 6 orang dari warganya di RT 02 RW 0, yang mendapat jatah BLSM. Dari keenam warga tersebut ada yang memang benar-benar layak mendapat BLSM, namun ada juga yang tak layak. Selain itu masih banyak warga yang seharusnya dapat tapi belum mendapatkan BLSM, bahkan hingga pencairan BLSM yang kedua ini.