TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta sedang fokus memerbaiki infrastruktur di bidang transportasi, seperti pembangunan Mass Rapid Transit (MRT), monorel, serta penambahan armada bus.
Jika semua pembenahan di bidang transportasi rampung, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yakin jalanan di Jakarta bisa dipakai untuk ngebut.
Menurut Jokowi, perbaikan infrastruktur akan dibarengi juga dengan kebijakan pembatasan kendaraan melalui ganjil genap, electronic road pricing (ERP), serta pajak parkir yang tinggi.
Dengan demikian, diharapkan penggunaan kendaraan bermotor bisa berkurang, karena beralih menggunakan kendaraan umum.
"Pembangunan MRT, monorel, kalau selesai semua, kemudian didampingi dengan pajak parkir yang tinggi, genap ganjil dan ERP, saya kira kelihatan nanti, jalan di Jakarta akan seperti apa. Kira-kira bisa dipakai untuk ngebut lah," ujar Jokowi, di sela inspeksi mendadak di Kantor Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/10/2013).
Bahkan, Jokowi juga berencana menerapkan pajak progresif yang tinggi. Langkah-langkah tersebut adalah cara untuk membatasi kendaraan di ibu kota.
"Nanti juga kalau masih diperlukan lagi, pajak progresif yang tinggi. Kalau diperlukan baru akan kelihatan, dijamin bisa ngebut," tuturnya, seperti dikutip Tribunnews.com dari Beritajakarta.com.
Jokowi juga meminta masyarakat bersabar dengan konsekuensi pembangunan MRT. Karena, selama pembangunan, diperkirakan bakal menambah kemacetan di beberapa titik.
"Itu konsekuensi, mesti macet. Tidak mungkin kita menggali ke bawah dengan tunnel borring kemudian tidak macet. Itu pasti macet. Oleh sebab itu masyarakat diminta bersabar," ucapnya. (*)