TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, menjelaskan almarhumah Holly Angela Hayu Winanti (37) diketahui pernah mendatangi kantor Gatot Supiartono, suami sirinya di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) beberapa bulan lalu di tahun 2013 lalu.
"Holly pernah ke kantor saudara G satu kali. Waktu itu dia pakai nama Hayu. Saat ke sana, tidak masuk dan tidak ketemu G, karena G tidak ada," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (24/10/2013).
Menurutnya saat itu Holly hanya meninggalkan pesan kepada Gatot bahwa ia datang mencari. "Stafnya waktu itu gak tahu siapa Hayu," kata Rikwanto.
Hal ini, katanya diketahui dari pemeriksaan dua staf BPK bawahan Gatot, seorang pria berinisial M dan seorang wanita berinisial I, Rabu (23/10/2013) kemarin.
Menurut Rikwanto, selain memeriksa 2 staf BPK itu, pihaknya juga tengah memeriksa 3 sraf lainnya dan seorang supir dinas BPK.
Tiga staf BPK yang diperiksa penyidik Kamis adalah W, D dan U. "W dan U adalah perempuan," papar Rikwanto.Sementara supir dinas Rikwanto berinsial AS.
Para staf ini, kata Rikwanto, adalah yang melayani Gatot sebagai auditor utama BPK. Meraka adalah staf di bagian keuangan, bagian penerima surat masuk, perjalanan dinas dan staf yang mengurusi segala surat yang perlu disiapkan dalam kegiatan kantor Gatot.
Menurut Rikwanto, pemeriksaan pada staf BPK bawahan Gatot ini untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengamatan para staf terhadap aktifitas dan kegiatan Gatot, terutama di saat Gatot memiliki hubungan dengan Gatot dan Surya.
Dari hasil pemeriksaan dua staf BPK itu, kata Rikwanrto, juga diketahui bahwa Surya Hakim, pemimpin komplotan pembunuh bayaran yang membunuh Holly, diketahui sering mengunjungi Gatot Supiartono di kantornya di Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejak tahun 2012.
Dalam seminggu, frekuensi kunjungan Surya ke kantor Gatot antara satu sampai tiga kali. Hal ini membuktikan ada kedekatan yang intensif antara Surya dan Gatot. Surya merupakan sipir freelance Gatot.
"Satu hal mendasar, bahwa S tersangka yang kami tangkap duluan, sering ke kantor G sejak tahun 2012. Sudah menjadi kebiasaan yang bersangkutan berkunjung ke sana. Satu minggu antara 1 sampai 3 kali dan keberadaan S disana bisa 5 menit sampe 30 menit," papar Rikwanto. (Budi Malau)