TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Brigadir M Syarif Mappa, anggota Brimob Kedunghalang Bogor, tewas bersimbah darah di sisi rel kereta api, Minggu (27/10/2013) sekitar pukul 23.30 WIB.
Syarif tewas di Jalan Raya Tanjung Barat, RT 11/08, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepatnya di depan penjual buah di dekat bekas Apotek Sari Sakti.
Wiwit Suryani (35), istri korban, mengaku sempat memiliki firasat buruk sebelum suaminya meninggal.
"Sabtu malam saya enggak bisa tidur. Tangan dan kaki saya keringat dingin. Saya baca doa dan zikir, juga enggak mempan. Setelah itu saya bermimpi, baju dan wajah suami saya agak kotor," kata Wiwit sambil meneteskan air mata, di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (28/10/2013).
Mendengar kabar dari aparat Polsek Pasar Minggu, ia pun tak tenang. Setibanya di kantor polisi, Wiwit diperlihatkan foto sang suami.
"Wajahnya ada kotoran, dan itu sesuai mimpi saya," ucapnya.
Dengan mata sembab, ibu tiga anak terus merintih meratapi nasibnya.
"Terakhir saya sempat BBM enggak dibalas. Baterai (ponsel)-nya habis mungkin," cetusnya.
Diberitakan sebelumnya, Syarif tewas dengan luka menganga akibat bacokan senjata tajam, di punggung dan dadanya.
Sejumlah saksi mata menuturkan, Syarif sempat berkelahi dengan seseorang di Jalan Raya Tanjung Barat, di seberang markas Koramil Pasar Minggu, Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, atau sekitar 500 meter dari lokasi korban ditemukan tewas.
Dengan tubuh bersimbah darah dan penuh luka bacokan, Syarif masih sempat menanyakan lokasi kantor polisi terdekat, kepada sejumlah pedagang, tak jauh dari tempat ia ditemukan tewas bersimbah darah. (*)