TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengaku tidak mudah untuk menertibkan aksi topeng monyet di Jakarta.
"Karena monyet dengan pawangnya itu sehati," kata Ridwan Saidi dalam diskusi "RUU Kebudayaan" di gedung DPR/MPR RI Jakarta, Senin (28/10/2013).
Ridwan Saidi mengatakan topeng monyet adalah satu tradisi yang berasal dari Cirebon bagian pesisir yang masuk ke Jakarta di jaman penjajahan Jepang. Kemudian tahun berganti menjadi arena hiburan bagi penduduk Jakarta.
"Jadi pawang monyet itu susah sebab melatih monyet itu susah. Monyet harus sehati dengan pawangnya," kata Ridwan Saidi.
Oleh karena itu, menurut dia, kalau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi melakukan razia topeng monyet maka tentu saja pawang monyetnya juga ikut resah.
"Karena monyetnya sedang galau. Ini kita bicara soal kebudayaan. Kalau sakit monyetnya maka pawangnya juga ikut sakit," ujarnya.
Dalam konteks itu, Ridwan Saidi menegaskan RUU Pengelolaan Kebudayaan diperlukan agar jelas bagi identitas kultural lokal dan tidak ada diskriminasi budaya.
"Di Jakarta ini misalnya harus ada Perda kelestarian budaya," kata Ridwan.
Dia kecewa dengan Jokowi sebab Ranperda (Rancangan Peraturan Daerah) soal Kelestarian Budaya di Jakarta belum juga disetujui Jokowi padahal segera akan masuk DPRD.
"Sebab pembicaraan dengan Dinas DKI Jakarta sudah matang namun sampai hari ini belum direspon Jokowi. Sama sekali tidak dihiraukan. Ini msalah koimitmen pelestarian kebudayaan," kata dia.