Menurut Rikwanto, di perjalanan, Flo dan Adiguna duduk di belakang mobil berdua.
"Diketahui Daryono, mereka bicara menggunakan bahasa Inggris dengan keras sehingga sang sopir tidak tahu apa artinya," katanya.
Karenanya, Rikwanto, memastikan, saat terjadi perusakan, Adiguna ada di mobil mercedes itu duduk di belakang dan mabuk berat.
Karenanya saat Flo menabrakkan mobil ke pagar rumah Vika, Adiguna tidak mampu menahannya.
Namun Daryono mengaku berusaha mencegahnya dan memberhentikan mobil.
"Tapi tidak berhasil dan sang sopir itu menelpon saudara Hendri yang kemudian datang dengan mobil Honda City," ujar Rikwanto.
Hendri adalah staf atau anak buah Adiguna. Ia lalu diminta Adiguna untuk meredam kemarahan Flo.
Namun, Flo justru meminta Hendri untuk menabrakkan kembali mobilnya ke rumah Vika. Hendri menolak dan tidak mau.
Setelah Flo mengamuk, kata Rikwanto, mereka pergi dari sana. Di sekitar wilayah Pacuan Kuda, Pulomas, Flo meminta berhenti dan turun dari mobil serta pergi tanpa pamit.
Daryono berupaya mengejar namun kemudian, Flo terlihat naik taksi. Setelah itu, kata Rikwanto, mereka kembali ke rumah masing-masing dan beraktifitas seperti biasanya.
"Namun setelah itu saudari F tidak bisa ditemui mereka dan tidak bisa dihubungi," katanya.
Dalam pemeriksaan, kata Rikwanto, kepada Hendri dan Daryono, juga ditunjukan foto apakah orang di foto itu mereka kenal.
"Dan mereka kenal, bahwa itu Flo yang ada di TKP dan melakukan perusakan," tuturnya.
Menurutnya foto itu adalah yang diakui Piyu sebagai istrinya saat Piyu diperiksa polisi beberapa waktu sebelumnya.