TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa 7 saksi dalam kasus kecelakaan KRL Commuter Line dengan truk tangki BBM di pintu perlintasan kereta api Pondok Betung, Pesanggarahan, Bintaro, Jakarta Selatan.
Walaupun begitu, hingga Rabu (11/12/2013) polisi masih mendalami dan akan memeriksa kembali kinerja peralatan di pos perlintasan kereta api tersebut.
Terutama pada kinerja tuas hidrolik dan kondisi dua palang pintu yang ada di sana, serta sinkronisasinya dengan lonceng atau sirine tanda kereta akan lewat termasuk bagaimana reaksi penjaga palang pintu perlintasan kereta api saat mendapat informasi akan adanya kereta api yang akan melintas.
Kombes Polisi Rikwanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes, menuturkan perkembangan terakhir dari pemeriksaan tim reskrim dan lantas serta keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian, sebenarnya sudah cukup menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi dalam kecelakaan tersebut.
"Keterangan yang didapat sebenarnya sudah cukup menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Namun untuk lebih merealisasi kenyataan kami akan periksa semua peralatan di pos perlintasan," papar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Rabu (11/12/2013).
Rikwanto menjelaskan bagaimana kinerja peralatan terumata hidrolik palang pintu dan tuasnya serta sinkronisiasi dengan lonceng tanda kereta lewat masih akan diperiksa lebih lanjut.
"Masing-masing hidrolik di dua palang pintu di dua sisi di sana masih diperiksa. Jadi ada gambaran jelas tentang apa yang terjadi," ujarnya.
Menurutnya apakah kedua palang pintu memiliki kinerja yang sama juga akan diperiksa. "Apakah salah satu palang pintu agak lambat menutup saat tuas ditarik atau tidak akan didalami penyidik," katanya.
Rikwanto menjelaskan, pihaknya juga mendalami apakah saat truk tangki akan melintas, lonceng peringatan sudah berbunyi dahulu dan dibarengi dengan penutupan palang pintu kereta api atau truk sudah masuk duluan barulah sirine berbunyi dan palang pintu bekerja, belum dapat disimpulkan pihaknya.
"Sementara belum bisa disimpulkan yang mana duluan, apakah truk masuk dahulu atau palang pintu yang ditutup dahulu dengan lonceng yang berbunyi baru truk masuk," paparnya.
Rikwanto mengatakan, terkait masalah teknis dan standar operasional, pihaknya akan memeriksa apa yang dilakukan penjaga palang pintu saat itu yakni Pamuji.
"Berapa lama dia bereaksi untuk tutup pintu kereta. Serta setelah tuas ditarik berapa lama menutup dan apakah lonceng langsung berbunyi serta seperti apanya masih dikaji dan didalami," katanya.
Menurutnya saat kejadian, arus kendaraan di sana cukup padat. Namun apakah padatnya kendaraan itu berpengaruh atau menjadi penyebab atas terjadinya kecelakaan, Rikwanto, mengaku masih akan diselidiki.
Rikwanto mengatakan, mengenai kondisi palang pintu, dalam olah TKP dipastikan sebelum kejadian dan sesudah kejadian palang pintu dalam kondisi tidak patah.
Menurut Rikwanto dugaan kelalaian pihak manapun dalam hal ini masih dalam penyelidikan mendalam.
"Tunggu hasil pemeriksaan menyeluruh dari saksi lain, serta pemeriksaan teknis dan infrastrukturnya," katanya.
Mengenai pemeriksaan terhadap sopir dan kenek truk tangki saat ini belum dapat diperiksa karena kondisi kesehatannya yang belum memungkinkan.
"Kami sudah koordinasi dengan pihak rumah sakit dan belum dapat diperiksa," katanya.(bum)