News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir Jakarta

Warga Bukit Duri: Lebih Baik Banjir Daripada Pindah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANJIR KIRIMAN - Luapan kali Ciliwung menggenangi kasawasan Kapung Melayu Kecil I, Bukit Duri, Jakarta Selatan sedalam 60 cm, Rabu (11/12). Bajir ini merupakan bajir kiriman dari Bogor. Keadaan ini dimanfaatkan anak-anak untuk bermain air. (Warta Kota/adhy kelana/kla)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir setinggi pinggang orang dewasa, menggenangi pemukiman warga Kampung Melayu Kecil RT 11 RW 10, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (12/1/2014).

Berdasarkan pantauan akibat banjir ini, aktivitas warga tidaklah terhambat. Rini (43) warga RT 11 yang sehari-harinya berdagang makanan di Grogol ini mengaku tidak terhambat untuk pergi dan pulang melalui Sungai Ciliwung.

"Saya udah biasa, sih, nyebrang pake getek, kalau banjir gini, udah biasa," kata Rini saat melewati sekolah Perguruan Rakyat (PR).

Salah satu pesuruh sekolah PR, Doding (49), yang juga tinggal di sekolah menjelaskan banjir yang menggenangi wilayah Kampung Melayu Kecil ini sudah menjadi hal yang biasa.

Informasi dari kelurahan mengenai ketinggian air di tiga pintu air yaitu Katulampa, Depok dan Manggarai, membuat warga sekitar lebih mengantisipasi adanya banjir kiriman.

"Kalau di sekolah sudah punya gudang sendiri di atas. Jadi kalau banjir makin tinggi, sudah harus siap-siap pindahin arsip," ujar Doding.

Ia juga menuturkan banjir paling tinggi yang pernah dialami di Kampung Melayu Kecil mencapai 4 meter, pada tahun 2007.

Asmin (49), suami dari Ketua RT 11 RW 10 menjelaskan masyarakat sini sudah terbiasa dengan banjir kiriman.

"Bagi masyarakat di sini, banjir kiriman gini udah terbiasa." ungkap Asmin.

Indri (35) warga RT 10 ini mengaku banjir setinggi pinggang orang dewasa ini adalah banjir yang pertama di tahun 2014. Banjir seakan hal biasa bagi warga setempat. Bantuan pun belum datang karena dianggap masih belum tinggi.

"Kalau banjirnya tinggi, sampai 2 meter baru dapat bantuan," kata Indri.

Ia mengatakan warga mendapat bantuan makanan, obat, dan minuman serta keperluan untuk bayi pada banjir 2013 lalu yang mencapai 4 meter. Saat ditanya mengenai pengungsian warga, ia mengaku lebih memilih untuk tidak mengungsi.

"Banyak yang lebih milih di atas. Udah pada ngerti tiap tahun banjir, jadi bikin rumahnya bertingkat," ujar Indri.

Asmin menjelaskan bahwa biasanya saat banjir tinggi, warga mengungsi di kantor kelurahan Kampung Melayu dan Universitas Islam Attahiriyah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini