TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo semakin tak terbendung. Orang nomor satu di Jakarta itu kembali memuncaki elektabilitas dalam survei yang dilakukan oleh Pusat Data Bersatu.
Dalam survei PDB yang bertajuk 'Indonesia Mencari Pemimpin' pria yang kerap disapa Jokowi itu memiliki elektabilitas yang cukup tinggi yakni 31,8 persen. "Elektabilitas Jokowi berhenti pada kisaran 30 persen. Bahkan enam bulan terakhir turun dari 36 persen ke 31,8 persen," kata Agus Herta Peneliti PDB di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2014).
Agus mengatakan, untuk elektabilitas tertinggi kedua ditempati oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Namun, selisih elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo cukup jauh, Prabowo hanya memiliki elektabilitas 12,8 persen.
"Dibawah Prabowo ada Dahlan Iskan dengan 5,8 persen, Wiranto 5,6 persen dan Jusuf Kalla 3,3 persen. Sementara Megawati elektabilitasnya hanya 2,8 persen," tuturnya.
Agus mengatakan, yang harus disoroti dari hasil survei PDB Februari ini adalah tingginya jawaban responden yang tidak tahu atau tidak menjawab. Menurutnya, jawaban responden yang tidak tahu mencapai 27 persen.
"27 persen itu yang menjadi swing voter yang suaranya bisa saja lari ke tokoh lainnya," ucapnya.
Agus menjelaskan, survei PDB menggunakan teknik wawancara melalui telepon pada 7 - 10 Februari 2014. Responden dipilih secara acak sistematis berdasarkan buku petunjuk telepon residensial yang diterbitkan oleh PT Telkom.
Untuk jumlah sampel ada 1.200 orang mewakili masyarakat penggunan telepon di 15 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Mataram, Kupang, Makassar, Ambon dan Jayapura.
"Untuk survei ini margin of error +/- 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen," tandasnya.