Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bngkai kuda yang tenggelam bersama sang pemilik Sabtu (22/2/2014) petang masih tergeletak di tengah sawah yang ada di perumahan Sangrila Dua, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, Minggu (23/2/2014) pagi.
Bangkai kuda tersebut masih lengkap dengan tali pedati yang melekat pada tubuhnya. Delman yang berwarna hitam tersebut belum diangkat dari tengah sawah karena air masih cukup tinggi.
Warga perumahan Sangrila Dua dan masyarakat sekitarnya ramai melihat jasad kuda naas itu yang masih lengkap dengan delmannya. Pantauan Tribunnews.com mulai dari anak-anak, ibu-ibu dan bapak-bapak memenuhi lokasi jasad kuda yang belum diangkat ke permukaan tersebut.
Kuda itu merupakan milik Syarifudin (31) yang tak lain kusir delman yang terseret arus banjir. Syarifudin juga turut menjadi korban karena tak mampu menyelamatkan diri saat arus banjir yang cukup deras menyapu dirinya.
Untung, seorang saksi mata kepada Tribunnews.com mengatakan Syarifudin tidak mampu menyelamatkan diri karena arus yang menghantamnya cukup deras. Menurutnya, Syarifudin sempat berenang untuk menyelematkan diri namun nasib berkata lain.
"Kusirnya sebenarnya bisa berenang, tapi dia juga mau nolong kudanya. Mungkin kecapean, akhirnya si gondrong (Syarifudin) tenggelam," katanya.
Pencarian jenazah Syarifudin pun cukup cepat. Menurut Untung tak sampai 30 menit jenazah pria asal Banjar tersebut berhasil ditemukan oleh para pemuda Sangrila Dua yang melakukan evakuasi.
"Jenazahnya cukup cepat ditemuinnya. Setengah jam udah ketemu. Pas ditemuin jenazahnya ada di dasar sawah," tuturnya.
Sebelum Syarifudin, bocah kelas VI sekolah dasar juga menjadi korban banjir di perumahan Sangrila Dua. Bocah bernama Cahya itu juga tewas karena terseret oleh arus yang cukup deras.