Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Direktur PT Jakarta Monorail, John Aryananda tidak sependapat apabila transportasi massal monorel yang dalam proses pembangunan ini dikatakan sebagai transportasi wisata seperti yang diungkapkan sejumlah pengamat.
"Kita mesti melihat planing (rencana) kota Jakarta secara keseluruhan," ujar John di Balai Kota, Jakarta, Rabu (5/3/2014).
PT Jakarta Monorail memang membangun proyek monorel dengan jalur yang tidak terkoneksi dengan kota-kota penyangga. Dua jalur yang akan dibangun yakni jalur hijau (Kuningan-Gatot Subroto-SCBD-Senayan-Pejompongan-kembali ke Kuningan), yang ditargetkan akan beroperasi pada 2016.
Kemudian jalur kedua yaitu jalur biru (Mal Taman Anggrek-Tomang-Cideng-Tanah Abang-Karet-Mal Ambassador-Tebet-Kampung Melayu), yang ditargetkan akan beroperasi pada 2017.
Menurut John, dua jalur tersebut secara tidak langsung mengkoneksi kota-kota penyangga, misalnya saja Kampung Melayu yang akan dilalui jalur biru yang bisa mengarah ke Bekasi atau Cibubur. Kemudian Taman Anggrek yang tidak langsung bisa menghubungkan Tangerang.
"Jadi kalau didasarkan atas 30 meter yang mau kami bangun, itu salah satu tahap untuk masalah kota ini," kata John.