TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Karena jalurnya dilewati bus sekolah, sekitar 70 angkot jenis KWK Koperasi Wahana Kalpika (KWK) T14 jurusan Keong Mas-Cilangkap, menggelar aksi mogok di Jalan Raya Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (14/3/2014).
Aksi ini dilakukan karena adanya kebijakan Dinas Perhubungan DKI yang mengoperasikan bus sekolah ke jalur yang selama ini mereka lintasi.
Dalam aksinya, sejumlah sopir memarkirkan seluruh armadanya di pinggir jalan. Mereka berteriak-teriak menolak kebijakan masuknya bus sekolah ke dalam lingkungan mereka.
Mereka juga melakukan sweeping terhadap angkot KWK yang melintas. Seluruh penumpangnya diminta turun dari angkot dan sopirnya diajak bergabung berdemo. Aksi demo berjalan damai namun sempat menimbulkan kemacetan lalulintas.
Iskandar (50), salah seorang pendemo menuturkan para sopir menggelar aksi mogok karena jalur yang mereka lintasi diserobot oleh bus sekolah. Hal itulah yang membuat pendapatan mereka semakin menurun, karena tidak ada lagi pelajar yang menggunakan angkutan umum.
"Pendapatan kami menurun lantaran bus sekolah masuk ke jalur kami. Karena selama ini harapan kami hanya mengangkut anak-anak sekolah. Kalau sekarang diambil bus sekolah, kami makan apa? Pemerintah harus menarik bus sekolah ini," katanya di lokasi, Jumat (14/3/2014).
Menurutnya, selama ini seluruh sopir KWK sudah memenuhi kwajibannya terhadap KWK. Yakni membayar iuran setiap harinya Rp 7.500 per KWK.
Mereka juga membayar uang timer Rp 3000 setiap harinya. Selain itu juga ada uang solidaritas Rp 1500. Sehingga total uang yang harus dikeluarkan sopir KWK itu Rp 12 ribu setiap harinya.
Sementara itu, Kapolsek Cipayung, Kompol UA Triyono mengatakan, aksi demo berjalan damai, dikawal 25 petugas gabungan dari kepolisian dan TNI. Seluruh sopir angkot diajak musyawarah dan demo berhasil diatasi.
Rencananya seluruh sopir angkot dan pihak bus sekolah akan dikumpulkan, duduk bersama membahas persoalan tersebut.
"Mudah-mudahan jangan sampai berbuat anarkis. Karena kita sudah instruksikan agar mereka menghindari hal tersebut," kata UA.
Akibat aksi demo tersebut, seluruh penumpang sempat terlantar. mereka terpaksa memanfaatkan jasa tukang ojek untuk mengantarkan ke tujuannya. Ada pula yang memilih jalan kaki karena jarak yang dituju dekat.