TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Warga setempat pun mengakui menyesalkan Tempar Pelelangan Ikan (TPI) Cituis, Tangerang, yang tidak berfungsi itu. "Sangat sayang sebenarnya. Padahal lokasi ini kan jauh lebih layak dibanding TPI yang lama. Tapi malah disfungsi begini," ujar Mawardi (50), penjaga TPI Cituis baru.
Mawardi pun membenarkan bahwa sedimentasi parah di bagian kolam labuh menjadi faktor utama mengapa nelayan belum mau melakukan lelang disana.
"Nelayan-nelayan sebenarnya udah mau pindah kemari. Tapi kalau kapal mereka nggak bisa bersandar kan sama saja bohong. Masak dari laut harus dorong kapal supaya bisa berlabuh. Yang ada kapal mereka rusak," kata Mawardi.
Menurut Mawardi, TPI Cituis baru memiliki potensi besar bilamana pihak terkait memberikan perhatian lebih terhadap tempat itu.
"Dengan lokasi yang besar begini, jelas ini bisa jadi salah satu pusat pelelangan. Kolam labuh TPI ini juga besar. Bisa menampung sekitar 100 kapal ukuran cukup besar," kata Mawardi lagi.
Pengerukan di kolam labuh diakui Mawardi pernah dilakukan. "Tapi pengerukannya ya begitu-begitu saja. Hanya beberapa hari, terus udahan," katanya.
Mawardi merinci, TPI Cituis baru memiliki enam lokal. "Dua lokal untuk pelelangan ikan, satu lokal untuk lapak jualan, satu lokal untuk kantor TPI, satu lokal gudang, dan satu musala," katanya.
Mengenai rencana pengerukan berikutnya, Mawardi mengaku sudah mendengarnya. "Katanya sih awal tahun ini ya. Tapi nggak tahu juga. Semoga segera dikeruk, supaya bisa segera jalan tempat ini," katanya.
Beberapa nelayan yang ditemui di lapangan pun mengakui bahwa mereka enggan melelang disana karena kolam labuh yang mengendap.
"Kalau air nggak pasang aja endapan lumpur sudah setinggi permukaan air. Bayangin aja kalau pas air surut seperti apa. Nggak bakal bisa jalan kapal," ujar Jaja (40), salah satu nelayan.
Jaja pun mengakui bahwa TPI Cituis baru memang merupakan lokasi strategis untuk melakukan pelelangan. "Tapi benerin dulu kolam labuhnya. Baru kami mau lelang disana. Kalau begini kan jadi mubazir duit buat bangun TPI-nya," ujarnya. (Banu Adikara)