Tribunnews.com, Jakarta- Suasana duka menyelimuti rumah Oka Wira Satya (15), di RT 02 RW 03, Kelurahan Makasar, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Kamis (14/8/2014) dini hari. Pelajar kelas 1 SMK Adi Luhur Condet, Jakarta Timur, ini tewas dalam tawuran ketika Oka baru tiga hari jadi siswa tingkat SMA.
"Saya dikabari pas pulang kerja. Katanya sudah di RS Haji, dalam kondisi kritis," kata bibi Oka, Susi (40) di rumah duka, Kamis dini hari. Tawuran yang menewaskan Oka terjadi di Jalan Raya Pondok Gede (sebelumnya diberitakan di Jalan Raya Bogor), kawasan Hek, Kramatjati, Jakarta Timur.
Susi mengatakan kabar soal kondisi Oka itu diterima keluarga dari salah satu teman keponakannya tersebut. Dia membenarkan Oka mengalami luka di bagian punggung dan kepala akibat sabetan celurit. Anak pertama pasangan Handoko dan Heny itu meninggal karena pendarahan hebat.
"Kena paru-paru juga, sudah pendarahan. Meninggal dunianya sehabis maghrib, di RS Haji. Habis itu dibawa ke RS Polri," ujar Susi. Menurut dia, keluarga sama sekali tak menyangka kejadian ini karena Oka dikenal sebagai anak yang sopan. Apalagi, kata Susi, Oka baru tiga hari menjadi siswa SMK Adi Luhur setelah lulus dari SMP Budi Warman di Cililitan, Jakarta Timur.
Susi menambahkan, keluarga belum mendapat informasi utuh soal kronologi tawuran yang merenggut nyawa Oka ini. Namun, kata dia, teman-teman Oka mengatakan tawuran itu terjadi karena mereka diserang pelajar dari sekolah lain.
"Katanya pas pulang sekolah, waktu di Hek, tiba-tiba ada yang nyerang. Anak mana, enggak tahu," tutur Susi. Berdasarkan keterangan polisi, tawuran tersebut melibatkan pelajar SMK Adi Luhur dan SMA Budi Murni Cipayung.
Kepolisian menyatakan kasus ini masih dalam penyelidikan. Adapun jasad Oka masih berada di RS Polri di Kramatjati untuk diotopsi.