Tribunnews.com, Tangerang -Terpilihnya walikota Tangsel Airin Rachmi Diany sebagai ketua partai Golkar Tangerang Selatan secara aklamasi di Hotel Premiere Santika Bintaro, Pondok Aren, pada Selasa (26/8/2014) malam, menimbulkan kecaman dari berbagai elemen.
Juru bicara Aliansi Pemuda Independen (API) TANGSEL, Dzulfikar Ka'in menilai Airin Rachmi sudah tidak layak memimpin Tangsel, karena lebih memilih mendahulukan kepentingan parpol daripada publik Tangsel.
“Airin sudah mengkhianati warga Tangsel dengan menunjuk diri sebagai ketua parpol, ia kami nilai lebih mendahulukan kepentingan kelompok ketimbang kepentingan publik tangsel. Bukan tidak mungkin pilihan tersebut akan memicu penyelahgunaan wewenang dikemudian hari" tegas Mahasiswa FISIP, UIN Syarif Hidyatulllah tersebut di Tangsel, dalam surat elektroniknya kepada Tribunnews.com, Sabtu (30/8/2014).
Dzulfikar menambahkan, Airin Rachmi Diany sebaiknya mencermati Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 28, huruf C tentang larangan bagi kepala daerah untuk melakukan pekerjaan lain yang memberikan keuntungan bagi dirinya, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang berhubungan dengan daerah yang bersangkutan.
"Ini memalukan bagi kami, seorang wali kota tak paham UU sebagai acuan dasar penyelenggaraan negara. Ia menabrak aturan main yang secara etis harus dijunjung tinggi," lanjutnya.
Dzulfikar juga menambahkan, pengkhianatan Airin terhadap mandat warga Tangsel sudah sangat keterlaluan, ia melalui API Tangsel akan akan terus mendesak Airin sampai benar-benar mundur dari jabatannya.
"Berdasarkan pertimbangan etika dan maraknya kasus korupsi di Tangsel, kami nilai Airin sudah tidak layak memimpin Tangsel, ia harus mundur dari jabatannya," kata Dzulfikar.