TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Layanan kesehatan bagi warga tak mampu di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, yang dikeluhkan warga karena mereka harus menginap di rumah sakit sejak tengah malam, diakui oleh pihak RSUD Depok, memang kerap terjadi setiap hari.
Hal ini diakui oleh Esti Malayuana, Koordinator on Duty RSUD Depok, Rabu (10/9/2014). Menurut Esty, walaupun begitu, apa yang terjadi ini masih sesuai batas layanan rumah sakitnya.
"Ini sesuai batas pelayanan rumah sakit. Karena kami tidak bisa melayani semuanya," kata Esti.
Mengenai solusi agar kondisi ini tidak terjadi berlarut-larut, Esti mengaku tidak bisa berkomentar banyak.
Untuk hal itu, kata Esty, Dirut RSUD Depok yang berwenang memberikan penjelasan. "Pimpinan saja yang jelaskan kalau soal itu. Tunggu pimpinan saja ya," ujar Esty.
Seperti diberitakan sebelumnya, layanan kesehatan bagi warga tak mampu di RSUD Kota Depok yang dijanjikan Walikota Depok akan memadai, dianggap warga hanya omong kosong belaka.
Warga tak mampu peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), dan BPJS yang ingin berobat gratis di RSUD Depok, harus mengantre selama 10 jam lebih untuk mendapatkan layanan.
Ratusan pasien harus menginap dipelataran rumah sakit agar mendapatkan nomor antrean supaya memperoleh layanan medis.
Hal itu dirasakan Romlah Hasanah (51), pasien paru yang mengaku datang ke RSUD Depok sejak pukul 22.00, Selasa (9/9/2014) malam, demi mendapat nomor antrean.
"Saya sengaja datang dari jam 10 malam, supaya dapat nomor antrean. Sebab sebelumnya 2 kali datang ke sini subuh, tapi dapat antrean paling belakang terus. Setelah 3 jam antre akhirnya gak dilayani karena pemeriksaan pasien dibatasi cuma 30 orang, dan disuruh datang besok," kata nenek dua cucu ini, saat ditemuii Warta Kota, usai mendapatkan layanan medis Rabu (10/9/2014) pagi.(bum)