Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pascadipukul secara membabibuta oleh RZ, menantu yayasan Madrasah Darul Muhlisin, ketiga siswa ini yaitu AD (13), MJ (12) dan EL (13) enggan kembali ke sekolah.
Menurut Maruloh (32) paman dari AD mengatakan keponakannya itu trauma, takut dan tidak mau sekolah. Selain keponakannya korban-korban lain pemukulan RZ juga enggan ke sekolah.
"Yang dipukul 10 orang, tiga orang luka parah lapor polisi. Sisanya tujuh gak lapor karena diancam. Yang tujuh ini katanya tadi pagi sekolah, tapi sampai gerbang sekolah takut dan pulang lagi," tutur Maruloh, Rabu (10/9/2014) malam di Mapolda Metro Jaya.
Karena peristiwa itu dan demi kebaikan sang ponakan, Maruloh berencana akan memindahkan sekolah ponakannya tersebut ke sekolah lain.
"Kasian kalau harus sekolah disana, ponakan saya takut ketemu pelaku. Jadi niatan saya memindahkan dia (AD)," ucap Maruloh.
Untuk diketahui, AD (13), MJ (12) dan EL (13) melaporkan menantu yayasan Madrasah Darul Muhlisin, Jakbar berinisial RZ ke Polda Metro Jaya, Rabu (10/9/2014) malam.
Ketiga siswa kelas 1 SMP itu melaporkan ulah RZ ke polisi karena telah memukul ketiganya dengan tangan kosong.
Kejadian terjadi di sekolah saat jam istirahat, Selasa (9/9/2014) kemarin. Namun orangtua korban baru mengetahui sang anak dipukuli pada malam harinya.
Pascakejadian itu, pihak sekolah dan guru langsung membawa ketiga korban ke RSUD Cengkareng untuk mendapatkan perawatan. Ketiga orangtua tahu anaknya di RSUD Cengkareng dari teman-teman korban.
Lantaran dipukul oleh RZ dengan tangan kosong, ketiga korban mengalami sejumlah luka di beberapa bagian tubuh seperti perut, tangan, dan leher.
"Saat kejadian yg dipukul ada 10 orang, tujuh luka ringan, tiga luka parah. Yang luka parah ini yang lapor, mereka dipukul, ditonjok, bahkan dicekik," kata Maruloh (32) paman dari AD di Mapolda Metro Jaya.
Menurut keterangan dari ketiga korban, kejadian berawal saat jam istirahat, lalu ada beberapa anak yang bercanda melempar kerikil dari atas ke bawah.
Lalu tiba-tiba RZ datang ke atas langsung memukul 10 anak tersebut. Hingga anak-anak kesakitan, bahkan dari hidung korban keluar darah hingga mengenai baju seragamnya.
"Awalnya kami juga mau selesaikan secara kekeluargaan dan pihak sekolah maunya begitu. Tapi pas kami ke sekolah ketemu pelaku, dia malah nantangin mau lapor balik. Makanya kami putuskan lapor ke Polda," tutur Maruloh.
Maruloh berharap kasusnya segera ditangani polisi kemudian RZ yang istrinya mengajar bahasa Inggis di sekolah itu segera ditangkap dan ditahan.
RZ sendiri sebenarnya ialah orang luar sekolah, namun istrinya adalah guru bahasa Inggris di sekolah itu. Dan RZ juga menantu pemilik yayasan.
RZ bisa masuk ke sekolah karena memang rumahnya dekat dengan sekolah.
"Menurut warga sekitar pelaku memang orangnya begitu, perilaku dia begitu juga sudah sering," tambah Maruloh.