News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penemuan Mayat di Jalan Tol

Niat Terdakwa Ingin Culik Ade Sara, Bukan Membunuh

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifah Anggraini (Assyifa Ramadhani), dua terdakwa kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto, berdoa sesaat sebelum menjalani sidang perdana kasus tersebut di Pengadilan Negeri Jakara Pusat, Selasa (19/8/2014). Sidang yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Hapsari ini menyebut kedua terdakwa terancam hukuman seumur hidup. Selain itu, keduanya didakwa dengan pasal berlapis. Warta Kota/Adhy Kelana

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa kasus pembunuhan Ade Sara, Ahmad Imam Al Hafitd mengakui tindakan penculikan kepada Ade Sara.

Hal itu dilakukan Hafitd karena tidak kuasa menghadapi sikap cemburu dan posesif kekasihnya yang kini sudah menjadi mantan yakni, Assyifa Ramadhani.

Kecemburuan Assyifa muncul saat Hafitd kembali menghubungi Ade Sara. Untuk menenangkan Assyifa, Hafitd berniat menculik Ade Sara, bukan membunuh, untuk membuktikan dirinya tidak lagi memiliki rasa cinta kepada Ade Sara.

"Saya yang berniat untuk menculik Ade Sara, atau bayar orang untuk culik Sara. Agar biar bisa nenangin dia (Assyifa)," kata Hafitd di sela persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2014).

Seminggu sebelum peristiwa pembunuhan Ade Sara, Hafitd dan Assyifa memang terlibat pertengkaran hebat. Assyifa cemburu karena Hafitd kembali mencoba menjalin komunikasi dengan mantan kekasihnya yakni Ade Sara.

Assyifa rupanya punya dendam lama kepada Ade Sara. Sebab, pada zaman SMP, Assyifa mengaku Ade Sara mengganggu hubungannya dengan kekasih Assyifa.

Hafitd juga mengakui jika dirinya dan Assyifa berencana pura-pura menangis dan bertengkar, agar Ade Sara mau ikut dengan mereka.

Pasalnya, saat itu juga Ade Sara harus melakukan presentasi di tempat lesnya. Namun melihat kondisi Assyifa yang menangis, Ade Sara pun tidak tega dan menyetujui bujukan Assyifa.

"Saat ada di dalam mobil, kita berdua juga merencanakan menyetrum Ade Sara. Saat itu saya setrum Ade Sara tiga kali. Di kaki dua kali, dada sekali," ungkap Hafitd.

Di saat kesempatan yang berbeda, Assyifa pun mengakui sempat tidak diizinkan ikut dalam penculikan. Tapi dia memaksa ikut dalam upaya penculikan itu.

Hal itu juga dibenarkan Assyifa dalam kesaksiannya. Assyifa mengakui, penculikan itu hanya untuk memberi pelajaran kepada Ade Sara dan membuatnya senang.

"Saya marah, saya tanya kenapa masih kontak? Kata Hafitd, dari pada berantem mending kita culik aja biar kamu seneng," jelas Assyifa.

Lanjut Assyifa, untuk menghubungi Ade Sara, dirinya mencari tahu keberadaan Ade Sara melalui media sosial Path. Assyifa pun berhasil menemukan jadwal kegiatan Ade Sara yang kala itu ada les di Goethe Institute.

Assyifa sempat kebingungan mencari alasan bertemu Ade Sara. Tapi, Hafitd menyarankan untuk berpura-pura ada saudara yang ingin ikut les bahasa Jerman di tempat Ade Sara les. Pertemuan itu akhirnya setujui Ade Sara.

Mereka pun bertemu di tempat les Ade Sara di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat. Ternyata, disitulah awal pertemuan Ade Sara dengan Assyifa dan Hafitd sehingga berujung maut.

Tidak puas hanya menyetrum, Assyifa dan Hafitd juga sempat memukul, menyumpal tisu dan koran ke dalam mulut Ade Sara, hingga mencekik Ade Sara. Sampai akhirnya, putri tunggal pasangan Suroto dan Elizabeth itu pun tewas.

Usai dibunuh, mayat Ade Sara lalu dibuang di pinggir tol JORR kilometer 49 kawasan Bintara, Bekasi. Mayat Ade Sara ditemukan petugas mobil derek tol, dalam kondisi wajah menghitam, mata melotot hampir keluar dan lidah menjulur.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini