Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak mempermasalahkan bila PDI Perjuangan dan Partai Gerindra mengajukan nama untuk Wakil Gubernur.
Dikatakan mantan Bupati Belitung Timur tersebut untuk urusan Wakil Gubernur tentu menerima atau tidak usulan nama dari kedua partai yang sebelumnya mengusung Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu ditentukan dirinya.
"Mereka (PDI Perjuangan dan Gerindra) boleh saja mengajukan (calon Wakil Gubernur) kepada saya, tapi mau atau tidaknya kan terserah saya," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/11/2014).
Dikatakan dia, dengan keluarnya Peraturan Pemerintah dari Peraturan Presiden Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah seorang gubernur boleh memilih wakil gubernurnya sendiri. Sehingga kedua partai kehilangan haknya mengajukan nama wakil gubernur.
"Ya hilanglah haknya (Parpol untuk mengajukan wagub)," ucapnya.
Bahkan penentuan Wakil Gubernur kemungkinan molor bila Peraturan Pemerintah (PP) telat disahkan.
"Bisa-bisa cari Wagub baru tahun depan," ujarnya.
PDI Perjuangan mengisyaratkan akan mengajukan Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Boy Sadikin sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Selain itu nama Djarot Saeful Hidayat, Bambang Dwi Hartono, dan Rieke Dyah Pitaloka pun masuk dalam bursa mengisi kursi Wakil Gubernur.
Sementara Partai Gerindra kabarnya bakal mengajukan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik pun masuk dalam bursa Wakil Gubernur.
Ahok pun menginginkan pendampingnya berasal dari kalangan birokrat. Mantan Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sarwo Handayani sempat disebut akan mengisi kursi orang nomor dua di DKI.
"Bosan ah ngomong soal Wagub, saya juga belum dilantik (jadi Gubernur). Ngapain pilih (wagub) dari Parpol, mending pilih artis bisa nyanyi-nyanyi," ungkapnya bercanda.