News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisruh APBD DKI

Anggota DPRD DKI Menganggur Lantaran Hanya Urus Hak Angket

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana sidang paripurna hak angket DPRD terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, terkait dengan ABPD tahun 2015 yang dianggap tidak sesuai, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/2/2015). DPRD menyetujui hak angket terhadap Ahok dengan hasil sebanyak 88 orang dari 106 orang mendandatangani. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesepakatan yang belum bulat antara Pemprov DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta menyoal APBD DKI Jakarta 2015 menyisakan dampak negatif, di antaranya banyak anggota dewan di Kebon Sirih 'menganggur.'

Politikus Partai NasDem Bestari Barus mengatakan, perhatian anggota dewan di Kebon Sirih, tempat DPRD DKI Jakarta mengantor, lebih tertuju pada hak angket terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Sementara fungsi kedewanan mereka seperti legislasi dan pengawasan terabaikan.

"Bayangkan saja, sudah berapa lama betugas baru satu. Kan lucu ini. Di Komisi D misalnya, saya bisa bilang tidak ada kegiatan. ‎Jadi dampaknya luas," ungkap Bestari di DPRD DKI Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta itu mengaku tak mempersoalkan bergulirnya hak angket untuk Ahok. Namun, anggota dewan mestinya juga sadar ada pekerjaan lain yang tak kalah pentingnya daripada memikirkan hak angket.

"Kenapa semua jadi ke angket, padahal masih banyak pekerjaan lain. Semua sibuk urusan angket pimpinan ini, sehingga kita tidak bisa membahas legislatif, perda-perda itu jadi mangkrak nanti. Biarlah angket ini berjalan, tapi tugas lain kita sebagai wakil rakyat berjalan juga," terang Bestari,

Menurutnya, sejak DPRD DKI Jakarta dilantik hingga saat ini, kegiatan di komisi hampir tidak berjalan. Ia mengatakan buntut dari kisruh APBD DKI Jakarta 2015 tersebut berdampak luas bagi kegiatan di legislatif.

Bakal terbengkalainya urusan kedewanan karena sibuk mengurusi kisruh APBD DKI Jakarta 2015, menjadi alasan Fraksi NasDem mengikuti masukan Ketua DPP Partai NasDem Surya Paloh, untuk menarik diri dari panita dan mencabut hak angket untuk Ahok.

"Ini masuk akal, kalau kita masuk di situ, sekarang tidak ada kegiatan praktis sama sekali di dewan ini. Masa begini sih jadi dewan, mending kita tidak usah mencalonkan dewan waktu itu," sesalnya.

Belum disahkannya APBD DKI 2015 mengakibatkan anggota DPRD DKI Jakarta pun belum menerima gaji tiga bulan ini. Karena gaji anggota dewan bersumber dari APBD.

"Kalau APBD-nya tidak diketok, ya tapi tenang saja kita tidak miskin-miskin amat. Jangan macam-macam mengancam kita tidak gajian enam bulan. Kalau masih setahun kuat, kalau dua tahun remuk lah kita. Masih ada mobil bisa dijual," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini