TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Basuki Tjahaja Purnama menghadiri peringatan Hari Raya Waisak di Wihara Ekayana Arama, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Selasa (2/6/2015).
Gubernur DKI Jakarta Basuki akan memberi sambutan dan ucapan selamat Waisak kepada 8.000 umat Buddha dalam peringatan hari raya umat Buddha di wihara tersebut.
Basuki tiba di Wihara Ekayana Arama sekitar pukul 10.20 dan disambut oleh Kapolres Jakarta Barat Kombes Rudi Heriyanto Adi Nugroho.
Biksu di Wihara Ekayana, Nyanagupta, mengatakan dalam perayaan Waisak di Wihara Ekayana akan diawali dengan tradisi Pindapata.
Tradisi ini menggambarkan kesalingtergantungan antara para biksu dan umat rumah tangga. Tradisi ini merupakan kesempatan bagi umat untuk melakukan kebajikan terhadap guru pembimbing moral spiritual mereka.
"Sebelum Pak Basuki memberikan kata sambutannya, akan disampaikan pesan Waisak 'Dharma Pelindung Dunia'. Buddha menyebutkan Dharma Pelindung Dunia ada dua, pertama adalah sikap batin yang merasa malu bila melakukan perbuatan salah melalui pikiran, ucapan, maupun tindakan jasmani. Kedua adalah sikap batin yang merasa takut akan akibat dari perbuatan salah baik melalui pikiran, ucapan, maupun tindakan jasmani," kata Nyanagupta.
Pada pukul 13.30, akan diadakan upacara wisudhi. Ini merupakan upacara yang menyatakan umat berlindung pada Buddha (keterjagaan), Dharma (kebenaran), dan Sangha (keharmonisan), serta bertekad menjalankan lima aturan moral dengan tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berzina, tidak berbohong, dan tidak mengonsumsi narkoba.
Menjelang pergantian hari atau sekitar pukul 23.18, umat Buddha di Wihara Ekayana akan melaksanakan meditasi.
Pada peringatan Waisak tahun lalu, saat masih menjadi Wakil Gubernur DKI, Basuki mengungkapkan bahwa hari raya Waisak ini harus jadi momen perubahan bagi seluruh umat. Keteladanan Buddha, kata Basuki, harus dapat menjadi contoh bagi umat manusia.
"Mau meninggalkan kemauan sendiri demi kepentingan orang banyak. Pengorbanan diri adalah yang paling penting," ujar Basuki saat itu.(Kurnia Sari Aziza)