TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurang lebih 130 lebih pramudi Trans Jakarta Koridor V jurusan Pusat Grosir Cililitan (PGC) - Harmoni, PGC - Ancol, dan Bus Gandeng Kampung Melayu - Ancol melakukan aksi mogok kerja secara massal di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (2/6/2015).
Aksi mereka menuntut kenaikkan upah sebesar 3,5 kali upah minimun provinsi (UMP), yang hingga kini masih Rp 2,7 juta.
Hasil pengamatan nampak para pramudi tengah duduk bersama pramudi lainnya, sambil menikmati kopi di bawah pohon.
Mereka melakukan aksi ini untuk menuntut operator PT Jakarta Mega Trans (JMT) untuk menaikkan gaji sebesar hingga 3,5 kali UMP.
Hal tersebut mereka lakukan sebagaimana dijanjikan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menaikkan upah mereka. Mereka menganggap, Ahok tidak memenuhi janji.
Aksi mereka ini juga membuat para calon penumpang terlantar. Kebanyakan penumpang menunggu bus murah itu datang untuk mengangkut penumpang.
"Kita terima pas UMP itu tidak ada 3,5 kali UMP. Masih sama seperti kemarin," ujar salah seorang koordinator aksi, Marlin Siagian di pool PT JMT di Terminal Kampung Rambutan.
Marlin mengaku, pemasukan tambahan mereka hanya didapat dari uang makan hanya Rp 40 ribu per hari.
"PT JMT kan baru mendapat perpanjangan kontrak sejak 1 Juni lalu. Ahok pernah bilang, kontrak baru berarti gaji baru, tapi sampai sekarang mana buktinya?" keluhnya.
Imbas dari aksi mereka, terhitung sebanyak 60 armada bus koridor V yang dioperasikan PT JMT, tak beroperasi. Aksi hari ini sendiri merupakan demo lanjutan setelah pertemuan mereka dengan manajemen Senin lalu, hingga pagi tadi.
"Percuma saja. Enggak ada hasilnya pertemuan itu. Kami sudah dua hari mogok, tapi kalau protes sudah sering," tuturnya. (Panji Baskhara Ramadhan)