TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mayat wanita Jepang yang dibunuh satpam Apartemen Casa Grande, ternyata sempat ditelanjangi lalu dibasuh dengan air hangat oleh pembunuhnya, Nursalim (25), usai dibunuh. Selain itu Nursalim juga sempat membuka celana dalam korban.
Nursalim yang bekerja sebagai security di Apartemen Casa Grande itu menceritakan, usai membunuh korban pada Jumat (4/9/2015) malam, Nur Salim mengaku sempat panik.
Dia sempat meninggalkan unit apartemen yang disewa Yoshimi sekitar pukul 00.30, Sabtu (5/9/2015). Saat itu kondisi unit apartemen itu masih berantakan. Jenazah Yoshimi masih tergeletak di lantai dan Ia belum mengambil satu pun barang berharga korban.
"Saya turun dulu ke lobi, bahkan basement," kata Nur Salim kepada wartawan, termasuk Wartakotalive.com usai jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (11/9/2015) sore.
Di lobi, Nur Salim kemudian bertemu dengan Komandan Regunya. Dia kemudian meminta ijin untuk pergi keluar dan berjanji akan kembali lagi.
"Kalau kerja shift malam, saya memang punya jatah istirahat 3 jam, mulai pukul 01.00 sampai 03.00," kata Nur Salim.
Setelah dipersilakan oleh komandan Regunya, Nur Salim tak pergi keluar.
Dia justru kembali lagi ke unit apartemen dimana Dia baru saja membunuh Yoshimi. Saat kembali itulah Dia lekas melucuti baju dan celana korban yang bersimbah darah.
"Kemudian saya bersihkan darah-darah yang ada di mukanya dan badannya itu dengan air hangat," ucap Nur Salim.
Dia mengaku membersihkan itu memakai kain dan baju yang kemudian Ia buang di tong sampah di lantai 10 apartemen itu.
Setelah tubuh dan muka dibersihkan, Nursalim membuka celana dalam korban, lalu menggantinya dengan celana dalam yang baru. "Soalnya terkena darah celana dalam itu," kata Nursalim.
Kemudian Nursalim mengangkat tubuh korban ke kasur dan menidurkannya serta menyelimutinya.
Selanjutnya barulah Nursalim membersihkan lantai yang juga bersimbah darah.
Setelah itu barulah Dia pergi dengan membawa barang berharga korban.