Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - NAA (8) berasal dari keluarga kurang mampu. Suliyan, ayah korban bekerja di agen penjualan elpiji. Sementara Karisah, ibu korban bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
"Ayah bekerja di agen gas. Ibu buruh cuci dan gosok," ujar Roni (26), agen penjualan elpiji di tempat Suliyan bekerja ditemui di rumah duka, Kebayoran Lama, Sabtu (19/9).
Menurut Roni, ayah korban masih bekerja saat peristiwa penganiayaan terhadap NAA terjadi di salah satu sekolah dasar di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
"Dia masih bekerja seperti biasa. Dia menerima telepon supaya ke sekolah anaknya. Lalu, dia berangkat ke Rumah Sakit Fatmawati. Dia orang yang rajin," kata dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, NAA (8), tinggal di Jalan Peninggaran Nomor 61 A RT 012/009 Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan. Ini merupakan rumah nenek almarhum yang bernama, Tasmi.
Peristiwa kekerasan terjadi di salah satu sekolah dasar di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Seorang anak laki-laki berinisial NAA (8) meninggal dunia setelah dipukul saat berkelahi dengan temannya, R (8).
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Mohammad Iqbal, mengatakan peristiwa terjadi saat kedua anak tersebut sedang mengikuti lomba menggambar di sekolah dasar itu pada Jumat (18/9) sekira pukul 09.00 WIB. Mereka saling berkelahi satu sama lain.
“Pelaku memukul di bagian dada dan menendang bagian kepala hingga korban terjatuh yang mengakibatkan korban mengalami luka bagian kepala bagian belakang dan dada,” ujar M. Iqbal kepada wartawan, Sabtu (19/9).
Atas kejadian tersebut, korban dibawa ke Puskesmas Kebayoran Lama pada Jumat sekira pukul 10.00 WIB. Guru membawa korban dalam keadaan sadar.
“Pihak puskesmas tidak sanggup menangani langsung diarahkan ke RS.Fatmawati, sekira jam 18.00 WIB korban meninggal di RS.Fatmawati,” kata dia.
Kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Kebayoran Lama pada Jumat pukul 19.15 WIB. Kasus ini ditangani aparat Polres Metro Jakarta Selatan.