TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok yakni Gedung BD yang direncanakan dibangun tahun 2015 ini dipastikan tertunda sampai 2016 mendatang.
Akibat penundaan ini, sejumlah kendala operasional RSUD Depok yang berlokasi di Jalan Muchtar, Sawangan, Depok itu belum juga terpecahkan.
Salah satunya adalah kurangnya ruangan untuk para karyawan dan staf manajemen RSUD Depok yang bekerja di sana.
Karena hal itu, sejak 2013 lalu, kantor staf Bidang Keperawatan RSUD Depok, terpaksa harus menempati ruangan bekas toilet atau WC yang ada di bagian belakang gedung lama RSUD Depok.
Enam orang karyawan atau staf bagian Bidang Keperawatan RSUD Depok, mau tidak mau harus berkantor di sana setiap harinya.
Mereka menempati ruangan kumuh dan sumpek seluas sekitar 3 X 6 meter tersebut.
Bahkan tak jarang bau pesing layaknya toilet masih terasa di ruangan itu.
Sebab walau sudah dijadikan ruangan Kantor Bidang Keperawatan, sistem septic tank toilet masih ada di dbawah ruangan tersebut.
Kepala Bidang Keperawatan RSUD Depok, Dyah Fitri yang selama dua tahun ini berkantor di ruangan sumpek yang kadang muncul bau busuk atau bau pesing menyengat, mengaku pasrah dengan kondisi itu.
Menurutnya tidak ada alternatif lain, untuk menggunakan ruangan yang lebih layak.
"Kondisinya memang seperti ini, ya terpaksa menerima saja," kata Dyah, saat ditemui wartawan di RSUD Depok, Selasa (22/9/2015).
Ia mengatakan jika bau pesing atau bau busuk mulai muncul, maka ia dan lima karyawan lainnya terpaksa keluar ruangan sementara meninggalkan pekerjaan mereka.
"Kalau sudah terasa ada bau-bau pesing, maka kita keluar dulu sementara, sekitar 15 sampai 30 menit. Kalau baunya sudah agak hilang, baru masuk lagi," kata Dyah.
Menurut Dyah, walau dua ruangan toilet itu sudah dijadikan ruang staf Bidang Keperawatan, namun septic tank atau pembuangan limbah kotoran manusia, tetap berada di bawah ruangan tersebut.
Karenanya tak jarang bau pesing menyengat masih terasa.
"Apalagi sistem ventiliasi udaranya minim banget di ruangan ini. Jadinya bau pesing tertahan di sini," katanya.
Menurut Dyah, bau pesing menyengat akan lebih sering terasa bila hujan turun.
"Biasanya kalau hujan baunya makin terasa menyengat banget. Walaupun begitu, kalau gak hujan pun kadang bau pesingnya keluar juga," kata Dyah.
Karena hal itu, kata Dyah, tak jarang bau busuk dan bau pesing itu membuat mereka pusing dan mengakibatkan beberapa anak buahnya mual dan muntah karena tak kuat menahan bau.
"Kalau kerjaan lagi banyak, dan bau menyengat mulai keluar, terpaksa kita tahan di ruangan semampunya. Soalnya yang utama kerjaan harus kelar dulu," kata Dyah.
Dyah menjelaskan sebelum digunakan sebagai ruangannya yakni Bidang Keperawatan, dulunya hanya satu ruangan toliet saja yang dipakai dan digunakan untuk ruangan staf Bidang Umum dan Perencanaan Evaluasi.
"Tapi sejak 2013, dua ruang toilet dibongkar dan dipindah agak ke belakang lagi. Lalu bekas ruangan toilet itu diubah jadi ruangan kita, untuk staf Bidang Keperawatan. Sementara Bidang Umum dan Perencanaan Evaluasi ke ruangan lain," kata Dyah.
Karena kondisi ruangan kerjanya yang tidak memadai lagi,
Dyah mengaku menyayangkan tertundanya pembangunan Gedung BD RSUD Depok sampai 2016 mendatang.
Sebab kata Dyah, jika gedung baru atau Gedung BD dibangun, kemungkinan besar kantornya pindah ke gedung baru itu.
Pantauan Warta Kota, Selasa (22/9/2015) sore, ruangan bekas toilet yang digunakan sebagai Kantor Staf Bidang Keperawatan RSUD itu hanya seluas sekitar 3 X 6 meter persegi.
Dari bekas sekat dan bekas dinding daun pintu, tampak jelas ruangan ini dulunya terbagi dua, namun dijadikan satu.
Ruangan bekas toilet ini tampak dipenuhi meja dan berkas serta dokumen yang tak teratur sehingga terkesan kumuh.
Penulis: Budi Sam Law Malau