TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai kemungkinan motif muncul atas peristiwa dugaan penembakan kantor Go-Jek di Jl Kemang Selatan 8 Nomor 56 Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Minggu (1/11/2015) siang.
Ada yang menduga motif teror itu ialah persaingan bisnis, ada yang menduga motifnya curanmor bahkan ada yang beranggapan peristiwa ini sengaja direncanakan agar nama Go-Jek kian melambung.
Pasalnya Co-Head dari Go-Life (bagian layanan dari Go-Jek) Dayu Dara Permata mengungkapkan sebelum kejadian teror, tidak ada sama sekali ancaman-ancaman yang dilayangkan ke kantornya.
Kantor tempat terjadinya penembakan, ternyata adalah kantor Go-Life, yang merupakan divisi dari Go-Jek.
Go-Life sendiri, ujar Dayu, baru diluncurkan pada 5 Oktober 2015.
Ia mengatakan gedung yang menjadi sasaran teror adalah gedung penyeleksian, dan pelatihan pegawai dari Go-Life layanan non-transportasi yang terdapat, Go-Massage, Go-Clean, Go-Glam.
"Tidak ada sama sekali ancaman-ancaman. Saya cukup kaget. Gedung ini, gedung seleksi dan training pegawai Go-Life," ujar Dayu di lokasi kejadian.
Banyak pula anggapan miring yang mengatakan peristiwa ini sengaja dibuat agar layanan Go-Life yang baru makin dikenal luas. Saat dikonfirmasi kepihak kepolisian, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti mengaku motif masih dalam penyelidikan.
Terpisah, Freandi atau akrab disapa Fredy, pengemudi Go-jek yang tinggal di dekat lokasi penembakan menduga teror itu bukan karena persaingan bisnis.
"Sepertinya, kemungkinan bukan persaingan bisnis. Memang banyak jasa transportasi lain selain Go-jek tapi mereka kan baru-baru. Mana mungkin bisa mengalahkan Go-jek," kata Fredy.