TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia (STEI), Minggu (15/11/2015) menggelar upacara wisuda lulusan yang ke 43.
Acara yang bertempat di Jakarta Conference Center menghadirkan Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution untuk mengisi orasi ilmiah.
STEI yang dulu bernama Akademi Akutansi Indonesia (AAI) berdiri pada 1969. Tercatat saat ini jumlah alumni AAI dan STEI telah mencapai jumlah lebih kurang 25.508 orang yang telah tersebar di berbagai tempat dan bidang pekerjaan serta tersebar diberbagai pelosak tanah air dan bahkan di luar negeri. Minat para pelajar maupun mahasiswa untuk belajar di STEI setiap tahunnya terus bertambah.
Pada penerimaan mahasiswa baru program D3, S1 dan S2 tahun akademik 2015/2016 jumlahnya mencapai 1.294 orang. Sehingga jumlah mahasiswa yang tercatat di STEI mencapai 6.045 orang.
Dari jumlah mahasiswa yang aktif kuliah sebanyak 3.378 atau 61,1% adalah mahasiswa program studi S1 akuntansi, 1.737 atau 31,4 % adalah mahasiswa Program studi S1 Manajemen dan sebanyak 298 atau 5.4 % adalah mahasiswa program Diploma tiga, sedangkan sisanya sebanyak 114 mhs atau 2,1% adalah mahasiswa S2 program Pasca Sarjana.
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan permintaan pasar, pada September 2014 yang lalu, STEI telah membuka dan menyelenggarakan program S2 Magister Manajemen Angkatan Pertama, setelah memperoleh izin dari Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan, sedangkan Program S-1 Manajemen perbankan Syariah dan Program PPAK masih dalam proses perizinan Untuk mendukung pengembangan program studi yang ada dan peningkatan kualitas pembelajaran serta untuk memenuhi ketentuan pemerintah, maka mulai semester ganjil tahun 2014/2015 yang lalu, seluruh dosen STEI harus memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S-2, sebagaimana visi jangka panjang yang telah ditetapkan pada tahun 2030 yaitu minimal 40% dosen yang ada disetiap program studi harus memenuhi kualifikasi pendidikan DOKTOR atau S-3.
Untuk mencapai sasaran tersebut, sampai dengan tahun 2014/2015 ini, dosen yang mengikuti program S3, berjumlah17 orang.
Dari jumlah tersebut 10 orang dosen menekuni bidang akuntansi dan tujuh orang mengambil bidang Managemen. Program ini akan terus ditingkatkan secara bertahap sehingga target 40-50% Dosen STEI telah berpendidikan Doktor /S-3 dapat dicapai sebelum tahun tahun 2030.
Ketua STEI Drs Ridwan Maronrong Msc mengatakan pihaknya juga terus berupaya meningkatkan dan menambah kompentensi mahasiswa agar mampu bersaing baik ditingkat nasional maupun global, terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.
Sejalan dengan hal tersebut, maka dimulai dari mahasiswa angkatan 2012/2013 lalu, STEI mewajibkan mahasiswa yang akan mengajukan tugas akhir (skripsi) untuk mengusai bahasa Inggris dengan standard TOEFL minimal 450.
''Para mahasiswa program S-1 akan belajar bahasa inggris selama 8 semester serta 6 semester untuk mahasiswa D-3. Semuanya mengacu kepada program Bahasa Inggris TOEFL preperation,'' katanya.
Disamping itu mahasiswa diwajibkan juga memiliki beberapa kompetensi tambahan antara lain di bidang perpajakan melalui sertifikasi brefet A dan B, kopentensi ekspor impor, pasar modal, dan kompentisi di bidang akuntansi lainnya. ''Selain itu mulai tahun akademik 2014/2015 seluruh mahasiswa baru diberi bekal metode belajar yang efektif yaitu bagaimana mengoptimalkan penggunaan otak kiri dan otak kanan dalam belajar melalui program super great memory,'' ujarnya.
STEI juga terus melakukan berbagai peningkatan kualitas kompetensi mahasiswanya. Saat memasuki tingkat akhir lapangan kerja, para mahasiswa mengikuti berbagai program kegiatan bursa kerja antara lain pelatihan teknik wawancara dan peningkatan kepribadian, kegiatan konseling karir, Pelatihan sof skill, dan rekrutment kampus melalui bursa kerja mading dan online.
Sementara Ketua Yayasan Fatahillah Jakarta Agustian Burdah BSBA, MBA mengatakan STEI siap untuk menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
''Perjalanan STEI kedepan masih panjang, dan penuh tantangan. Lulusan STEI akan menuntut persaingan yang semakin tinggi, apalagi dengan diberlakukannya masyarakat ekonomi Asean pada tahun 2015 dan para alumni juga dituntut untuk turut berperan dalam membawa nama baik dan meningkatkan citra almamater di masyarakat,'' paparnya.