TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kematian Wayan Mirna Salihin (27) setelah diracun menggunakan sianida yang dituangkan ke dalam kopi vietnamese masih menjadi perbincangan hangat di kalangan pengunjung Kafe Olivier, Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Di kafe itu, Mirna meregang nyawa setelah menenggak kopi vietnamese yang diduga disiapkan teman dekatnya sendiri, 6 Januari.
Dari arah meja bar, Minggu (31/1), terdengar beberapa pelanggan bertanya soal kematian Mirna kepada bartender.
Sang bartender, Wara, menjawab dengan kisah yang sudah banyak dirilis berbagai media. Akan tetapi, obrolan tetap berlangsung seru.
Bahkan, kopi vietnamese yang menjadi minuman terakhir Mirna itu justru makin banyak dipesan orang semenjak kejadian tragis tersebut.
Salah satunya Martin (30) yang dengan sengaja mengunjungi Kafe Olivier karena penasaran dengan pembunuhan Mirna. Bahkan, dia juga memesan kopi vietnamese seperti yang diminum Mirna.
"Saya mampir ke sini karena memang penasaran itu, sekalian belanja," ucapnya.
Kafe Olivier memiliki desain mewah. Atmosfer mewah itu langsung terasa begitu memasuki ruangan dalam yang tersekat dengan baik dari bagian penerimaan.
Lukisan potret ilmuwan dan filsuf dari abad ke-17 hingga abad ke-18 berderet di salah satu dinding. Terlihat tiga tabung berisi kupu-kupu aneka rupa yang diawetkan di meja tengah.
Kemewahan juga sangat terasa pada pelayanan dan penyajian makanan dan minuman.
Kopi vietnamese seharga Rp 38.000 per gelas itu, misalnya, disajikan di meja pelanggan dengan menggunakan peranti khusus.
Pelayan akan datang dengan gelas berisi susu di bagian dasar. Selanjutnya, kopi akan dituang dengan perlahan-lahan.
Cairan kopi pekat akan pelan-pelan menetes melewati saringan khusus ke dasar gelas yang berisi susu.
Seperti lazimnya kopi vietnamese, kopi tanpa gula itu terasa dominan dengan rasa pahit dengan sedikit sentuhan gurih dari susu pekat.