TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga RT03 RW06 Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan sudah hampir putus asa menghadapi kondisi Kali Jati yang membelah kawasan pemukiman mereka.
Setiap hujan turun, air meluap ke area perkampungan akibat jebolnya tanggul.
Perbaikan tanggul yang terus dilakukan pun seolah sia-sia karena debit air kali ketika hujan terus membesar.
Terakhir, pada Selasa (9/2/2016) petang, tanggul yang diperbaiki sehari sebelumnya kembali runtuh diterjang air. Akibatnya kawasan pemukiman terendam hingga satu meter.
"Kami terus mengumpulkan uang urunan dan kerja bakti memperbaiki tanggul. Tanggul sebelah sini diperbaiki, tanggul di titik lain jebol. Sampai sekarang seperti tidak ada solusi lagi," kata Sigit (48), warga setempat ditemui di lokasi, Rabu (10/2/2016).
Ada beberapa penyebab tanggul di kawasan itu kerap jebol.
Pertama, banyaknya bangunan warga yang berdiri di atas kali. Di beberapa titik, aliran sungai justru lebih tinggi dari pemukiman.
Bahkan, di salah satu tempat, ada mushola yang dibangun di atas kali, menutup aliran sungai hingga puluhan meter.
Beberapa warga menyebut mushola milik KH Usman Yusuf itu menjadi salah satu lantaran tanggul sering jebol.
"Sampah-sampah nyangkut di bawah mushola sulit dibersihkan. Dari batang pisang, kursi, kasur, semuanya menyumpat di bawah mushola. Kami sudah bicara sama pak haji dan beliau mengizinkan bagian mushola yang menutup kali untuk dibongkar. Tapi waktunya belum kami tentukan," kata Fatimah, istri ketua RT03.
Penyebab lain adalah penyempitan sungai yang sudah sangat parah di daerah aliran lebih rendah atau di kawasan RT13 dan RT06.
Sesuai pantauan lebar kali yang sebelumnya sekitar 4-5 meter, diokupasi untuk bangunan warga dan hanya disisakan 1-2 meter.
"Itu yang kami sesalkan. Bagaimana air mau melintas kalau di bawah kalinya sudah sempit. Sampah-sampah kiriman dari atas juga ngumpulnya di wilayah kami. Tiap minggu warga kerja bakti bersihin sampah, tapi sampah seperti tidak ada habisnya," kata Fatimah.
Solusi