Chepi (60) warga lain yang ditemui menjelaskan, Kali Jati pada masa dulu cukup lebar dan memiliki air jernih. Ia ingat betul dulu masyarakat setempat memanfaatkan air kali untuk mandi, mencuci bahkan memasak.
"Sumber airnya dari Setu Babakan tapi sudah tercampur dengan sungai-sungai kecil yang airnya masuk ke sini. Dulu sangat bersih dan bermanfaat, sekarang saja akibat pemukiman semakin banyak, kali ini malah jadi sering banjir," terangnya.
Fatimah mengatakan, sebenarnya sejak tahun 2000an Pemprov DKI Jakarta sudah berencana akan melakukan normalisasi Kali Jati.
Bahkan, imbuhnya, beberapa warga yang rumahnya berada tepat di bibir kali sudah diberikan uang ganti rugi.
"Tapi sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi. Kemarin dari pihak kelurahan sudah mengusulkan solusi jangka pendek, dengan menyodet kali ini supaya volume airnya bisa dibagi. Ini sekarang kita lagi mau ijin ke RW empat agar sebagian airnya dialirkan ke sana," jelasnya.
Fatimah dan warga RT03 meminta kepada pihak pemerintah agar dengan sungguh-sungguh mengatasi persoalan Kali Jati. "Kasihan warga kalau kondisi dibiarkan seperti ini. Mudah-mudahan dari pemerintah segera ada tindakan nyata, bukan hanya wacana," kata Faimah. (Feryanto Hadi)