TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bambang, warga Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara hanya bisa pasrah terkait rencana Pemprov DKI Jakarta melakukan relokasi kawasan lokalisasi dan hiburan malam. Pria yang mengaku sudah 30 tahun tinggal di kawasan tersebut siap tinggal di rumah susun yang diberi Pemprov DKI sebagai kompensasi relokasi asalkan ia meminta jaminan atas usahanya yang telah dirintis di Kalijodo.
"Saya sih ikut aturan saja. Tapi saya warga DKI karena memiliki KTP dan Kartu Keluarga DKI," ujar Bambang, Minggu(14/2).
Ia mengaku telah menerima edaran pembongkaran bangunan dari pihak kecamatan. Ia berharap agar usahanya di kawasan Kalijodo juga mendapat penggantian.
Jangan sampai ketika menempati rusun, dirinya tidak memiliki usaha untuk membiyai kebutuhan hidup sehari-hari.
"Saya tinggal di sini (Kalijodo) sudah 30 tahun lebih. Dan, rumah selain jadi tempat tinggal juga saya jadikan warung rokok dan minuman ringan sebagai usaha saya," kata Bambang.
Kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, dikenal sebagai kawasan prostitusi. Meski begitu, kawasan tersebut tidak hanya ditempati para PSK, tetapi warga yang mencari rezeki dari sana.
Warga dan PSK berbaur bersama. Mereka menjalani hidup tanpa saling ganggu. Bahkan, warga tetap menjalankan ibadah di masjid yang berada di kawasan Kalijodo tersebut.
Warga tidak mencampuri atau menghakimi para PSK tersebut. Mereka malah membuka usaha seperti warung, untuk memenuhi kebutuhan hidup. "Yang dibilang PSK ya PSK, ada juga yang ibu rumah tangga. Berbaur, biasa. Namanya manusia," kata Lusi salah seorang warga Kalijodo.
Dia mengaku resah dengan pendataan yang dilakukan pihak kepolisian mulai Jumat (12/2/2016) malam. Setiap rumah didata untuk mengetahui kepemilikan dan berapa KK yang tinggal di rumah tersebut.
"Warga jadi resah. Dari keluarahan dan kecamatan belum ada omongan pembongkaran, hanya dari media. Tiba-tiba polisi datang mendata," ujarnya.
"Pak Ahok juga terlalu arogan. Belum ada konfirmasi omongan ke warga, mau nurunin pasukan TNI, polisi, tank, emang kita teroris? Kan bisa ngomong baik-baik, duduk bareng, beri solusi. Jangan bak-bik-buk. Diajak omong baik-baik," harapnya.