TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Warga Kalijodo, yakni di RW 05, Jalan Kepanduan II, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, ternyata tak hanya bergegas mengemasi barang-barang berharga yang ada di tempat tinggal mereka.
Namun, para warga ini juga berlomba-lomba menjarah barang-barang masih layak pakai, yang ada di dalam tempat hiburan.
Pantauan Warta Kota, terlihat sejumlah warga RW 05 tengah mengangkut barang-barang rumah tangga mereka.
Barang-barang yang sudah disimpan rapi di rumah mereka yang akan ditertibkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 29 Februari 2016 mendatang, oleh beberapa personel Satuan Polisi Pamong Praja.
Di sisi lain, ada sebagian warga yang sibuk mondar-mandir mengangkat barang - barang, yang diketahui dari dalam salah satu tempat hiburan yang tengah dibongkar.
Barang-barang itu pun diketahui berupa meja, kursi, lemari, kasur, atau bantal.
Hanya beberapa saja tempat hiburan yang saat itu tengah dibongkar oleh warga. Ada juga bar yang sudah dalam kondisi terbuka namun masih meninggalkan barang-barang yang ada di dalamnya.
"Ambil saja udah. Pemiliknya (tempat hiburan) udah pada kabur. Sayang banget ini tempat tidur, gelas, piring, kagak diangkutin. Mending buat saya aja deh," ujar wanita berdaster merah saat dibantu oleh anaknya mengangkut meja dan piring, yang baru saja diambil dari dalam salah satu bar dekat rumahnya, Selasa (23/2/2016).
Warga lainnya pun juga ada yang membongkar pintu di tempat hiburan yang terbilang kecil.
Mereka juga dibantu sanak keluarganya mengangkut barang, dan disimpan serta ditumpuk menjadi satu di sebuah gerobak yang sudah disediakan.
"Ini bukannya nyuri mas. Satpol PP-nya aja pada ngebiarin kita noh. Pengen juga padahal mereka. Saya banget kan, kalau ini kursi, meja, ada nih lemari saya ambil. Masih bagus banget. Lumayan entar kalau pindah ke rusun kan saya jadi punya lemari kecil," ujar Minah (39) warga RT 03/05.
Petugas berseragam cokelat pun hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat para warga yang menjarah barang-barang yang masih ada di dalam bar.
Lucunya, Harun (35), yang mengaku sebagai warga di RT 01/05 Pejagalan, dirinya mendapat lemari pendingin berukuran kecil, kasur, dan bantal yang ada di salah satu bar yang dimasukinya.
"Sebelum bantuin istri dan dua anak saya lagi beresin barang-barang di rumah karena mau pindah ke rusun (Marunda), saya mah beresin barang-barang di tempat hiburan ini dulu nih. Soalnya ditinggal pemiliknya. Ini aja saya dapet kulkas kecil, gelas, terus kayak kasur tipis ama bantal. Lumayan kan, daripada gak dipakai ya kan," jelas Harun.
Pantaun Warta Kota lainnya, beberapa tempat hiburan memang terbilang sudah dikosongkan oleh pemiliknya. Sejumlah pemilik bangunan yang sudah selesai mengosongkan tempat tinggal mereka, barang-barang mereka ditumpuk di suatu tempat.
Barang-barang mereka pun ada juga didayagunakan warga lain untuk dijual. Barang tersebut djual dengan keuntungan mendapatkan uang dari tukang loak.
Karyono (58), seorang pemilik warung makan di depan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kepanduan, mengaku ikut membantu pemilik bar dan cafe untuk mengosongkan barang-barang yang masih bisa dijual atau diloakkan.
"Emang ada barang yang ditinggalin pemiliknya, makanya warga pada ngambil buat di rusun mereka nanti tinggal. Tapi ini memang sejak Sabtu kemarin kita sudah bantu-bantuin yang punya bar dan cafe di dekat sini untuk angkut barang mereka," katanya.
Ia melanjutkan, "Kalau yang punya bar udah mempercayakan kami untuk menjual benda-benda di dalam bar yang tidak terpakai dan dibawa sama yang punya," lanjutnya.
Dirinya menjelaskan, sebelum mulai membantu-bantu untuk menjual barang yang sudah tidak dipakai, pemilik bar dan cafe tersebut sudah memanggil teknisi untuk mengosongkan pendingin udara (Air Conditioner) serta berbagai perangkat audio di dalam bar tersebut.
"Kalau di bar yang saya bantu, itu ada sekitar 30 AC, soalnya di setiap kamar PSK (Pekerja Seks Komersial) itu ada satu unit AC dibagi untuk dua ruangan, makanya baru pas yang benda-benda itu sudah dibawa sama pemilik, baru kita masuk mengambil barang yang masih bisa dijual," tambahnya.
Diakui pria bertubuh kurus ini, untuk mendapatkan upah dari pemilik bangunan saat ikut membantu membongkar AC dan audio yang ada di dalam bar, juga tak menentu.
"Cuma kalau ada memang barang-barang yang tidak dipakai dan bisa dijual ke pemulung gerobak, ya jual aja. Kalau enggak, sama pemilik kafenya itu ngasih uang rokok sama minum pas bantuin bongkarin. Misal ada barang gak kepakai, kita jual ke pemulung, kita bagi dua hasilnya sama pemilik. Bisa juga begitu," paparnya.
Seorang pemulung gerobak, Imam (37) mengaku datang ke kawasan Kalijodo untuk mendapatkan rezeki lebih. Pasalnya ia mengetahui banyak benda-benda rongsok yang masih bisa dijual di Kalijodo.
Menurutnya kembali, benda yang paling banyak dijual kembali dan laku di masyarakat yakni besi, paralon, kabel ac, triplek, dan berbagai produk plastik.
"Lumayan mas, kalau disini banyak besi dan triplek yang sudah gak kepakai, jadi bisa kita jual dengan harga lumayan ke pengepul, kalau hari biasa barang rongsoknya paling cuman dapet di bawah Rp 100 ribu, tapi kalau disini ya lumayan bisa dua sampai tiga kali lipat. Ini Saya pas lagi lewat kebetulan diminta sama tukang yang punya bar untuk bantuin ngosongin, nanti saya yang bayar ke dia sesuai dengan nominal barang bekas yang ada," paparnya.
Penulis: Panji Baskhara Ramadhan