News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Guru JIS Asal Kanada Jadi Buronan

Penulis: Valdy Arief
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Staf pengajar TK Jakarta International School (JIS) yang menjadi terdakwa dugaan kekerasan asusila Neil Bantleman (kanan) memasuki ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (2/12/2014). Dua guru JIS Neil Bantleman dan Ferdinan Michael Tjiong menjalani sidang perdana terkait dugaan tindakan kekerasan seksual terhadap beberapa murid JIS dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. AFP PHOTO / ADEK BERRY

Laporan wartawan Tribunnews.com, Valdy Arief.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan saat ini tengah memburu keberadaan guru Jakarta Intercultural School yang menjadi terdakwa kasus pelecehan seksual muridnya, Neil Bantleman.

Warga negara Kanada itu, sedianya harus kembali ke hotel prodeo karena putusan kasasi dari Mahkamah Agung kembali menjatuhkan hukuman penjara kepadanya.

"Tapi waktu hendak kami eksekusi, Neil tidak ada di kediamannya yang sesuai pada putusan kasasi," kata Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan, Sarjono Turin kepada Tribun saat dihubungi, Kamis (25/2/2016).

Saat ini, jelas Turin, pihaknya tengah mencari Neil melalui Adhayaksa Monitoring Centre dan kerja sama dengan Polda Metro Jaya.

Terkait kemungkinan terdakwa melarikan diri ke luar negeri, Turin menyebutkan seharusnya hal tersebut tidak terjadi.

Pasal masa pencekalan Neil telah diperpanjang sebelum habis pada hari ini (25/2/2016).

Sedang terdakwa lain, Ferdinand Tjiong telah ditangkap pada sekitar 01.30 WIB hari ini di rumahnya dan telah dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta untuk kembali menjalani hukuman.

asus dugaan pelecehan anak pada sekolah yang dahulu bernama Jakarta International School, melibatkan guru berwarga negara asing. Neil Bantleman, warga negara Kanada, sedang Ferdinand Tjiong merupakan warga negara Indonesia.

Pada pengadilan tingkat pertama, keduanya telah divonis hukuman penjara selama 10 tahun oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Namun, mereka mengajukan banding dan Majelis hakim Pengadilan Tinggi Jakarta memutus dua guru tersebut bebas.

Menanggapi putusan bebas itu, Kejati DKI Jakarta mengajukan kasasi.

Menurut Kasi Pidum Kejari Jakarta Selatan, Chandra Saptaji, Majelis kasasi yang dipimpin Altidjo Alkautsar, kembali menghukum dua guru asing tersebut dengan pidana penjara 11 tahun dan denda Rp 100 juta subsider enam bulan kurungan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini