Seorang Pemuda Ditemukan Tewas di Toren Air Sedalam 5 Meter
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pemuda, Reza Alviansyah (22) ditemukan tewas di dalam toren (tempat penampungan air) sedalam 5 meter milik warga, Chairul (40), Gang Haji Mugni, Jalan Mampang Prapatan VI RT 02/02 Kelurahan Tegal Parang, Jakarta Selatan, Sabtu (27/2/2016) siang.
"Iya betul, ada temuan mayat di dalam toren, di Mampang Prapatan VI," ujar Kapolsek Menteng, Kompol Prio Utomo saat dihubungi Tribunnews.com.
Berdasarkan keterangan saksi Chairul ke petugas, sekitar pukul 02.00 WIB dirinya sempat terbangun dari tidur saat mendengar suara seperti orang berlari dan benturan.
Namun, ia tak mengindahkan dan kembali melanjutkan istirahatnya.
Pada sekitar pukul 06.00 WIB, ia mendapati air di rumahnya berbau dan kotor saat mengambil air wudhu untuk salat Shubuh.
Namun, saat ia dan adiknya berniat membersihkan isi toren penampungan air yang terletak di lantai dua rumahnya pada pukul 10.00 WIB, keduanya melihat sesosok manusia mengambang di dalam toren tak lama membuka penutupnya.
Lantas, keduanya memberitahukan warga sekitar tentang temuan tersebut. Warga datang berbondong-bodong ke lokasi dan belakangan diketahui mayat pemuda itu adalah warga sekitar bernama Reza Alviansyah.
Terdapat darah di tubuh korban diduga akibat terbentur.
Petugas dari Polsek Mampang dan petugas pemadam kebakaran telah datang ke lokasi untuk mengevakuasi mayat tersebut dari dalam toren.
Kini, jenazah telah berada di RS Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk dilakukan autopsi. Kasus temuan mayat di dalam toren ini ditangani oleh Polsek Mampang.
Dari pemeriksaan saksi-saksi dan penyelidikan sementara, diduga Reza menaiki dinding dan berjalan di atap rumah milik Chairul pada dini hari. Diduga ia terpeleset saat berada dekat toren di lantai dua rumah tersebut.
Saksi-saksi juga menyebutkan bahwa korban Reza Alviansyah, 22 tahun, pedidikan terakhir SMP tinggal serumah dengan nenek dari ibunda korban, Muamanah, di RT 2/2 nomor 1 Kelurahan Tegal Parang. Sementara, ibunda korban, Ida beralamat tinggal di di Mampang Prapatan VII RT 7/6 Kelurahan Tegal Parang.
Ida selaku ibunda menceritakan, Reza adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sejak setahun yang lalu, Reza di sekolahkan di pesantren di Jagakarsa.
Dan semenjak sekolah di pesantren, Reza mengalami perangai aneh dan mengalami gangguan jiwa. Bahkan, Reza sempat dibawa untuk berobat alternatif di Banten.
"Dari penyelidikan sementara, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dari keterangan saksi-saksi, korban mengidap kelainan jiwa sejak remaja, seperti agak kurang waras, sering ngomong sendiri dan pernah dibawa ke Banten untuk berobat," ujar Prio.
"Sementara, tidak ada kejanggalan dari tewasnya korban ini. Dan tidak ada temuan tindak pidana. Jenazah sudah dibawa ke RS Fatmawati, nanti akan diserahkan ke keluarga jika proses di sana selesai," tukasnya.