TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Noviadi terkait penggunaan sabu-sabu.
Ketua DPP Golkar Tantowi Yahya menilai kejadian tersebut memalukan dan memprihatinkan bagi partai.
"Terus terang ini kejadian yang memprihatinkan, dan memalukan. Ini sebagai koreksi besar Partai Golkar dalam melakukan penjaringan kader menuju konstelasi politik di Pilkada," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (15/2/2016).
Menurut Tantowi, peristiwa Bupati Ogan Ilir yang ditangkap BNN menjadi catatan partai politik untuk melihat rekam jejak kader sebelum direkomendasikan sebagai calon kepala daerah.
Partai politik, harap Wakil Ketua BKSAP, dapat bekerjasama dengan pihak terkait sebagai syarat calon kepala daerah ini.
"Bagaimana rekam jejak kader itu kan harus diketahui. Karena pengguna narkoba kan tidak ujug-ujug. Pasti ada data. Ini menyangkut orang banyak yaitu masyarakat pemilih maka partai harus bekerjasama dengan lembaga terkait untuk rekam jejak ini," katanya.
Tantowi menekankan tertangkapnya Ahmad tidak lama berselang setelah dilantik menjadi bupati.
Hal itu harus menjadi catatan penting partai politik.
"Itu harus dijadikan rujukan karena belum sampai sebulan setelah dilantik sudah ketangkap. Ini bukan hanya kerugian bagi partai, tapi masyarakat juga," katanya.
Untuk diketahui, Bupati Ogan Ilir (OI) Ahmad Wazir Noviadi ditangkap di kediamannya di Jalan Musyawarah III, Kelurahan Karanganyar Gandus, Minggu (13/3/2016) malam oleh BNN Pusat atas kasus narkoba.
Bahkan Novi sapaan akrab Bupati OI ini sudah diintai selama tiga bulan oleh petugas BNN.
"Lebih kurang selama tiga bulan sudah kita lihat. Pada waktu pelantikan saja dia (Noviadi) itu habis pakai (narkoba-sabu-sabu). Jelas sekali wajahnya habis pakai," ujar salah seorang petugas BNN pusat yang dibincangi di Kantor BNNP Sumsel Jalan OPI Jakabaring Palembang, Minggu (13/3/2016) malam.
Menurut sumber petugas BNN pusat ini, Noviadi memakai narkoba jenis sabu-sabu biasanya rutin setiap hari.
Narkoba jenis sabu-sabu didapat Noviadi melalui orang kepercayaannya yang juga tercatat sebagai tetangga Noviadi.
"Orang yang jadi kurir ini namanya Murdani. Murdani ini ambil barangnya sama Ican. Biasanya setelah dapat barang (sabu-sabu), diletakan Murdani disebuah tempat di rumah Bupati ini. Barulah si Bupati ini mengambil sendiri barang sabu-sabu yang diletakan tadi," ujarnya.